> >

Beijing Umumkan Temuan Pengintai Canggih dan 'Mercusuar' Laut Dalam untuk Pandu Kapal Selam Asing

Kompas dunia | 29 Oktober 2024, 12:27 WIB
Kapal Selam nuklir Changzheng-18, Kapal Destroyer Dalian dan Kapal Induk helikopter Hainan saat diresmikan Sabtu 24 April 2021 oleh Presiden China Xi Jinping (Sumber: Xinwen Lianbo)

BEIJING, KOMPAS.TV Kementerian Keamanan Negara China mengumumkan mereka menemukan berbagai perangkat pengintai baik di permukaan laut maupun di kedalaman laut, termasuk "mercusuar bawah air" yang dapat memandu pergerakan kapal selam asing, Selasa (29/10/2024).

Menurut pernyataan resmi di akun WeChat kementerian tersebut, perangkat yang tersembunyi di dasar laut ini terbukti mengirimkan informasi secara terus-menerus. 

Informasi ini dinilai dapat "menyiapkan medan pertempuran" di wilayah perairan yang diklaim China sebagai bagian dari kedaulatannya.

Pemerintah China menjelaskan, perangkat-perangkat ini terdiri dari berbagai teknologi khusus yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data laut. 

Beberapa perangkat berfungsi sebagai "agen rahasia" yang mengapung mengikuti arus, memantau situasi secara real-time di perairan yang diklaim China. 

Sementara itu, perangkat lain berperan sebagai "mercusuar bawah air", mengarahkan kapal selam asing yang berusaha memasuki perairan China.

Namun, kementerian China tidak merinci lokasi penemuan perangkat-perangkat tersebut.

Penemuan perangkat ini terjadi di tengah meningkatnya konfrontasi laut dan udara antara China dan Filipina di Laut China Selatan. 

Wilayah perairan ini sangat strategis dan merupakan pusat dari berbagai klaim kedaulatan yang saling bersaing, termasuk dari Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

Baca Juga: Perang Dominasi Teknologi Makin Sengit, China Perketat Aturan Mineral Utama Teknologi Semikonduktor

Kapal induk China Type 003 (atas) dan Kapal Induk Shandong yang lebih tua, (bawah). China dilaporkan akan segera menyelesaikan pembangunan kapal induk ketiganya, Type 003, dan akan langsung menjalani uji laut. (Sumber: Navy Recognition)

Ketegangan antara China dan Filipina meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan risiko bahwa ketegangan ini dapat melibatkan Amerika Serikat (AS). Sebagai sekutu pertahanan Filipina, AS terikat untuk membela Filipina jika diserang, sesuai perjanjian yang berlaku.

Selain itu, China baru-baru ini menggelar latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan, menyimulasikan serangan dan pengerahan kapal serta pesawat. 

Latihan ini menuai kecaman dari pemerintah Taiwan, yang secara demokratis dipilih, serta dari AS. 

Pemerintah China secara konsisten menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah melepaskan penggunaan kekuatan militer terhadap Taiwan, yang diklaim sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

“Pasukan keamanan nasional telah menyita berbagai perangkat teknis khusus yang digunakan untuk memata-matai informasi laut yang tersembunyi di kedalaman lautan yang luas,” kata kementerian tersebut. 

Menghadapi ancaman yang semakin serius ini, China menekankan pentingnya menjaga kedaulatan maritim dan pembangunan nasional.

"Berhadapan dengan perjuangan rahasia yang serius dan rumit untuk keamanan laut dalam dan ancaman nyata dari badan intelijen asing, kementerian akan dengan tegas membela kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China serta berkontribusi pada pembangunan negara maritim yang kuat," tambah pernyataan itu.

Para analis memperingatkan bahwa persaingan senjata kapal selam semakin memanas antara China dengan AS dan sekutunya. 

Diperkirakan, Beijing akan memiliki generasi baru kapal selam bertenaga nuklir dan bersenjata lengkap yang siap beroperasi pada akhir dekade ini.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times


TERBARU