> >

Korban Tewas di Gaza Melonjak Jadi 43.020 akibat Serangan Israel, Biden Kini Minta Gencatan Senjata

Kompas dunia | 29 Oktober 2024, 09:55 WIB
Serangan Israel di Jalur Gaza kembali menewaskan setidaknya 96 warga Palestina, sehingga jumlah korban jiwa sejak tahun lalu mencapai 43.020 orang, menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza, Senin (28/10/2024). (Sumber: Anadolu)

GAZA, KOMPAS.TV – Serangan Israel di Jalur Gaza kembali menewaskan setidaknya 96 warga Palestina, sehingga jumlah korban jiwa sejak tahun lalu mencapai 43.020 orang, menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza, Senin (28/10/2024).

Jumlah korban luka sejak serangan dimulai pada 7 Oktober 2023 juga telah melampaui 101.000 orang.

Dalam pernyataannya, Kementerian Kesehatan menambahkan, "Penjajah Israel telah melakukan lima pembantaian keluarga dalam 48 jam terakhir, yang menyebabkan 96 korban tewas dan 277 lainnya terluka." Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan karena tim penyelamat belum bisa mencapai mereka.

Hari Senin, atau Selasa (29/10) waktu Indonesia, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan bahwa perang di Jalur Gaza yang terkepung "harus berakhir" karena jumlah korban tewas di Palestina kini telah melampaui 43.000 orang. 

"Kita perlu gencatan senjata. Perang ini harus berakhir," katanya singkat kepada wartawan setelah memberikan suara awal dalam pemilihan presiden 2024 di negara bagian asalnya, Delaware. 

Biden juga menyebutkan bahwa ia akan “menindaklanjuti” upaya gencatan senjata setelah meninggalkan tempat pemungutan suara di Kota New Castle.

Baca Juga: Sekjen PBB Kaget dengan Jumlah Korban Israel di Gaza, Serukan Gencatan Senjata

Di tengah situasi ini, Israel menghadapi tuntutan kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza, menambah tekanan internasional di tengah kecaman yang meluas terhadap operasi militernya di wilayah tersebut.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel terus melanjutkan serangan brutal di Jalur Gaza. 

Blokade yang berlangsung lama juga telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah, yang mengakibatkan kondisi kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza, yang hampir seluruhnya terpaksa mengungsi dari tempat tinggal mereka.

Berbagai upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas sejauh ini menemui kegagalan, terutama karena penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu


TERBARU