Koalisi Geng Haiti Sebar Teror di Port-au-Prince dan Rebut Banyak Pemukiman, Pasukan Kenya Kewalahan
Kompas dunia | 27 Oktober 2024, 08:11 WIBBaca Juga: Gangster Haiti Bangun Koalisi dan Kuasai 80 Persen Ibu Kota, Polisi Kewalahan
Jean-Joseph menceritakan, pada pukul 2 dini hari, seorang polisi dengan kendaraan lapis baja meminta warga untuk kembali ke rumah karena mereka akan mengamankan kawasan tersebut.
Namun, tak lama setelah itu, terdengar suara geng-geng bersenjata menyerbu wilayah tersebut.
"Polisi menyerahkan Solino," tambahnya.
Beberapa petugas Kepolisian Nasional Haiti telah lama dituding terlibat korupsi dan bekerja sama dengan geng-geng.
Serangan ini telah memaksa lebih dari 10.000 orang mengungsi di ibu kota hanya dalam seminggu, menurut laporan yang dirilis Kamis oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB. Lebih dari separuh warga yang kehilangan tempat tinggal kini menumpang di 14 penampungan darurat, termasuk sekolah-sekolah. Sisanya tinggal sementara dengan keluarga.
Geng menguasai 80% wilayah Port-au-Prince, meski komunitas seperti Solino terus melawan upaya pengambilalihan kelompok bersenjata.
Baca Juga: Hasil Liga-Liga Eropa Tadi Malam: Barcelona Hantam Telak Real Madrid, Man City Menang Tipis
Dengan meningkatnya kekerasan geng di ibu kota dan daerah lainnya, kekhawatiran muncul bahwa misi PBB yang dipimpin polisi Kenya kesulitan mengendalikan situasi.
Ribuan orang telah tewas atau terluka tahun ini, dan lebih dari 700.000 orang kehilangan tempat tinggal dalam beberapa tahun terakhir.
Pejabat AS dan Haiti, termasuk Presiden Sementara Haiti Leslie Voltaire, menyatakan bahwa misi Kenya kekurangan personel dan dana, dan menyerukan agar misi tersebut digantikan oleh misi penjaga perdamaian PBB. Awal tahun ini, serangan terkoordinasi geng memaksa pemerintah menutup bandara internasional utama Haiti selama hampir tiga bulan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press