> >

Banjir dan Longsor Dahsyat di Filipina: 85 Orang Tewas dan 41 Hilang

Kompas dunia | 27 Oktober 2024, 00:35 WIB
Marcelino Aringo berbicara di dekat rumahnya yang rusak setelah tanah longsor yang dipicu oleh Badai Tropis Trami menghantam rumah-rumah, menyebabkan beberapa penduduk desa tewas di Talisay, provinsi Batangas, Filipina pada Sabtu, 26 Oktober 2024. (Sumber: AP Photo)

TALISAY, KOMPAS TV — Jumlah korban tewas dan hilang akibat banjir besar dan tanah longsor yang disebabkan oleh Badai Tropis Trami di Filipina mencapai hampir 130 orang. 

Presiden Ferdinand Marcos mengatakan Sabtu, 26 Oktober 2024 bahwa masih banyak daerah yang terisolasi, di mana warga memerlukan bantuan evakuasi.

Trami yang menerjang wilayah barat laut Filipina pada Jumat, meninggalkan sedikitnya 85 korban tewas dan 41 orang lainnya hilang, menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional. 

Ini adalah salah satu badai paling mematikan dan merusak di Asia Tenggara tahun ini. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah seiring datangnya laporan dari daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi.

Puluhan polisi, petugas pemadam kebakaran, dan tim penyelamat lainnya, dengan bantuan tiga alat berat dan anjing pelacak, menggali salah satu dari dua warga yang masih hilang di kota tepi danau, Talisay, di provinsi Batangas, pada Sabtu. 

Seorang ayah yang menunggu kabar tentang putrinya yang berusia 14 tahun terlihat menangis saat tim penyelamat mengangkat jenazah yang ditemukan di tumpukan tanah, memasukkannya ke dalam kantong jenazah berwarna hitam. 

Dia mengikuti polisi yang membawa kantong tersebut melewati jalan desa yang berlumpur menuju van polisi, sementara seorang warga yang ikut menangis menghampiri untuk menyampaikan rasa belasungkawanya.

Pria tersebut yakin jenazah itu adalah putrinya, tetapi pihak berwenang harus melakukan pemeriksaan untuk memastikan identitas warga yang digali dari gundukan tersebut.

Baca Juga: Banjir Melanda Filipina, 1 Orang Dilaporkan Tewas 7 Lainnya Hilang

Di sebuah gimnasium di pusat kota, lebih dari selusin peti jenazah berwarna putih berjajar, menampung jasad-jasad korban yang ditemukan dari tumpukan lumpur, batu-batuan, dan pepohonan yang meluncur turun dari lereng hutan yang curam di desa Sampaloc, Talisay, pada Kamis sore.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU