Uni Eropa Desak Penguatan Pasukan UNIFIL dan Tentara Lebanon di Tengah Serbuan Israel ke Lebanon
Kompas dunia | 25 Oktober 2024, 01:05 WIBBaca Juga: Garda Revolusi Iran Peringatkan Israel, Sebut Perisai Rudal AS Bisa Ditembus Serangan Teheran
"Rakyat Lebanon sangat menderita hari ini akibat serangan Israel yang merupakan respons terhadap tindakan Hizbullah, dan ini menyebabkan jumlah korban sipil yang tak tertahankan serta kehancuran total negara," kata Borrell.
Dia mengecam apa yang digambarkannya sebagai respons yang tidak proporsional dari Israel, menekankan perlunya hukum internasional dihormati oleh semua pihak di kawasan tersebut.
"Tidak ada keseimbangan antara serangan dan jumlah korban," tegasnya.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa itu menguraikan rencana tujuh poin untuk mengatasi krisis, dengan langkah pertama dan paling mendesak adalah gencatan senjata segera.
"Jika tidak ada gencatan senjata, tidak ada hal lain yang akan berhasil," katanya, menambahkan bahwa upaya untuk mengakhiri kekerasan harus disertai dengan langkah-langkah untuk memerangi impunitas dan memastikan semua aktor menghormati hukum internasional.
Dia juga menekankan pentingnya kepemimpinan politik Lebanon dalam menyelesaikan kebuntuan politik internal, menyerukan para pemimpin negara itu untuk segera memilih presiden sebagai langkah krusial menuju stabilitas nasional.
Israel telah melancarkan kampanye udara besar-besaran di Lebanon sejak bulan lalu terhadap apa yang mereka klaim sebagai target Hizbullah, dalam eskalasi dari setahun perang lintas perbatasan antara Israel dan kelompok itu sejak dimulainya serangan brutal Israel di Gaza.
Setidaknya 2.574 orang telah tewas dan lebih dari 12.000 orang terluka dalam serangan Israel sejak Oktober tahun lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon. Israel memperluas konflik pada 1 Oktober tahun ini dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Anadolu