Putin Usulkan Pembentukan Platform Ekonomi BRICS yang Bebas dari Dominasi Negara Lain
Kompas dunia | 24 Oktober 2024, 21:05 WIBKAZAN, KOMPAS.TV – Presiden Rusia Vladimir Putin mengusulkan untuk membahas gagasan pembentukan platform ekonomi milik BRICS, Kamis (24/10/2024).
Tujuan dari platform ini adalah untuk membuka potensi ekonomi negara-negara anggota BRICS yang terus berkembang pesat, terutama di kawasan Timur dan Global South atau negara-negara berkembang di dunia.
"Jelas bahwa gelombang pertumbuhan ekonomi global berikutnya sedang muncul di negara-negara mayoritas global. Oleh karena itu, saatnya telah tiba untuk mendiskusikan gagasan menciptakan platform kita sendiri guna membuka potensi ekonomi kita yang terus berkembang," kata Putin dalam pertemuan BRICS Plus/Outreach di Kazan.
Menurut Putin, platform ini akan berfungsi untuk meningkatkan aliran investasi ke negara-negara BRICS, negara-negara berkembang, dan kawasan Timur.
Fokus utamanya adalah pada investasi dalam proyek infrastruktur besar dan teknologi di negara-negara tersebut.
"Adalah penting untuk membangun mekanisme keuangan multilateral yang alternatif, andal, dan bebas dari dominasi pihak mana pun," ujar Putin.
Mekanisme ini, kata Putin, diperlukan untuk mendukung produksi, rantai logistik, dan membangun pertukaran teknologi serta pengetahuan maju.
"Kita juga harus mengembangkan kapasitas koridor transportasi internasional yang baru," ujar Putin.
Dia juga mengundang semua negara yang berminat untuk bekerja sama dalam proyek strategis seperti Koridor Transportasi Internasional Utara-Selatan dan Rute Laut Utara, yang akan mempercepat perdagangan global dan meningkatkan efisiensi logistik di wilayah tersebut.
Baca Juga: Presiden Iran Serukan Pengurangan Ketergantungan BRICS pada Sistem Keuangan AS dan Barat
Hambatan Transisi ke Tatanan Dunia Multipolar
Putin mengakui bahwa transisi menuju tatanan dunia multipolar yang baru sedang menghadapi tantangan.
Menurutnya, kekuatan-kekuatan yang terbiasa mendominasi tatanan dunia masih menahan perubahan menuju sistem yang lebih adil.
"Transisi menuju tatanan dunia yang lebih adil tidak berjalan mulus. Perkembangan ini terhambat oleh kekuatan yang terbiasa berpikir dan bertindak dengan logika mendominasi segalanya dan semua orang," jelas Putin.
Namun, dia menekankan bahwa negara-negara peserta pertemuan ini berbagi aspirasi, nilai-nilai, dan visi yang sama tentang tatanan dunia demokratis baru yang mencerminkan keragaman budaya dan peradaban.
Putin menyatakan bahwa mereka yakin tatanan dunia tersebut harus didasarkan pada prinsip-prinsip universal seperti penghormatan terhadap kepentingan sah dan pilihan kedaulatan setiap negara dan bangsa, serta ketaatan pada hukum internasional. Selain itu, penting untuk menjaga kerja sama yang saling menguntungkan dan jujur.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : TASS