> >

Erdogan Murka 5 Orang Tewas pada Penembakan di Perusahaan Penerbangan Turki, Pelaku Dilumpuhkan

Kompas dunia | 24 Oktober 2024, 14:01 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya di Sidang Umum PBB yang ke-79, hari Selasa 24 September 2024 waktu New York. (Sumber: Anadolu)

ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan murka atas terbunuhnya lima orang pada penembakan yang terjadi di perusahaan penerbangan Turki.

Pihak otoritas mengungkapkan lima orang tewas dan 22 orang lainnya terluka pada penembakan yang terjadi di Ibu Kota Turki, Ankara, Rabu (23/10/2024).

Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya mengatakan dua pelaku, seorang perempuan dan pria telah dilumpuhkan.

Baca Juga: Balon Sampah Korea Utara Mendarat di Kantor Kepresidenan Korea Selatan, Berisi Ejekan ke Presiden

Ia menambahkan penembakan tersebut kemungkinan melibatkan kelompok pemberontak Kurdi, PKK.

Namun, tidak ada kelompok teroris yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Berdasarkan video yang beredar terlihat dua orang menembak di sekitar pintu masuk Industri Digantara Turki (TAI), yang berlokasi 40km di luar Ankara.

Dikutip dari BBC Internasional, Erdogan yang tengah berada di Rusia untuk KTT Brics, mengecam serangan tersebut.

Erdogan menyebutnya sebagai sebuah serangan teror yang keji.

Ia kemudian memposting pernyataannya di media sosial X, mengatakan bahwa pasukan keamanan telah bertindak cepat untuk melumpuhkan ancaman.

“Tak ada organisasi teroris, tak ada iblis yang akan menargetkan keamananan kita demi mencapai tujuannya,” cuit Erdogan.

Wakil Presiden Turki Cevdet Yilmaz mengatakan empat korban merupakan pegawai TAI, dan korban tewas kelima adalah pengemudi taksi.

Media lokal mengatakan bahwa penyerang membunuh pengemudi taksi, sebelum kemudian mengendarai mobilnya untuk melakukan serangan.

Otoritas Turki telah memberlakukan penutupan media mengenai rincian serangan tersebut.

Baca Juga: Sesumbar Menhan Israel Yoav Gallant: Serangan ke Iran Jadi Pembuktian Kekuatan Israel pada Dunia

Pengguna di sebagian besar wilayah Turki telah melaporkan tidak dapat menggunakan media sosial Youtube, Instagram, Facebook dan X.

Presiden Dewan Tertinggi Radio dan TV Turki Ebubekhir Sahin, memperingatkan gambar terkait insiden itu harus dihapus dari media sosial.

Ia juga menyerukan agar para pengguna tak membagikan gambar yang disebut bakal memenuhi keinginan para teroris.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : BBC Internasional


TERBARU