> >

6 Wartawannya Dituding Israel Anggota Hamas dan Jihad Islam, Al Jazeera: Tuduhan Tak Berdasar

Kompas dunia | 24 Oktober 2024, 10:04 WIB
Demonstran yang mengenakan rompi bertuliskan PERS melakukan teater jalanan untuk memprotes pembunuhan wartawan oleh pasukan Israel di Gaza, di dekat gedung Capitol, Washington, Amerika Serikat pada 12 September 2024. (Sumber: AP Photo/Ben Curtis)

DOHA, KOMPAS.TV - Media Al Jazeera membantah tuduhan Israel yang menyebut enam wartawannya yang meliput di Gaza sebagai anggota Hamas dan Jihad Islam Palestina.

Tudingan tersebut disampaikan militer Israel (IDF) lewat media sosial X pada Rabu (23/10/2024).

"Enam  jurnalis Al Jazeera telah terungkap sebagai teroris Hamas dan Jihad Islam," kata akun X militer Israel.

Mereka mengeklaim memperoleh informasi intelijen dan dokumen-dokumen yang mendukung tudingan tersebut.

"Dokumen-dokumen ini menjadi bukti integrasi teroris-teroris Hamas dalam jaringan media Al Jazeera Qatar," klaim militer Israel.

Baca Juga: PBB: Gaza Perlu 350 Tahun untuk Bangkit bila Terus Alami Blokade oleh Israel

Akun X militer Israel mengunggah foto dan nama keenam jurnalis Al Jazeera yang mereka tuduh sebagai anggota Hamas dan Jihad Islam.

Keenam jurnalis tersebut adalah Anas al-Sharif, Talal Aruki, Alaa Salama, Hosam Shabat, Ismail Farid, dan Ashraf Saraj.

"Al Jazeera mengutuk tuduhan-tuduhan Israel terhadap para wartawannya di Gaza dan memperingatkan hal itu dapat dijadikan pembenaran untuk menargetkan mereka," kata Al Jazeera dalam pernyataan yang diunggah di akun Instagram resminya, Rabu.

"Al Jazeera Media Network dengan tegas mengecam tuduhan-tuduhan tak berdasar yang dibuat pasukan pendudukan Israel baru-baru ini terhadap para wartawannya di utara Gaza."

Media yang berpusat di Doha, Qatar itu menegaskan "tuduhan-tuduhan palsu ini" bertujuan untuk membungkam wartawan-wartawan yang tersisa di utara Gaza yang telah dikepung Israel lebih dari dua minggu.

Al Jazeera mengatakan klaim-klaim "tak berdasar" itu dikeluarkan setelah pihaknya mengungkap potensi kejahatan-kejahatan perang yang dilakukan Israel di Gaza.

Baca Juga: Israel Disebut Sedang Lakukan Operasi Pembersihan Etnis di Utara Gaza, Puluhan Ribu Orang Diusir

"Wartawan-wartawan ini sudah dengan gigih melaporkan dari wilayah utara Gaza, dengan Al Jazeera menjadi satu-satunya media internasional yang mendokumentasikan krisis kemanusiaan yang sedang terjadi akibat pengepungan dan bombardir Israel terhadap populasi sipil."

Al Jazeera melaporkan, pasukan Israel menggerebek kantornya di Ramallah, Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967, pada September lalu.

Media tersebut juga mengatakan Israel telah membunuh sedikitnya tiga wartawannya yang meliput di Gaza sejak Oktober 2023.

Pada Juli lalu, jurnalis Al Jazeera Arabic, Ismail al-Ghoul dan kamerawan Rami al-Rifi, tewas akibat serangan udara Israel ke kamp pengungsi Shati, Gaza.

Pada Desember tahun lalu, wartawan Al Jazeera Arabic, Samer Abudaqa, tewas dalam serangan Israel ke Khan Younis. Serangan itu juga melukai kepala biro Al Jazeera di Gaza, Wael Dahdouh.

Baca Juga: Israel Kembali Bunuh Jurnalis Al Jazeera di Gaza, Total 113 Wartawan Tewas sejak 7 Oktober 2023

Pada Januari, putra Dahdouh yang juga wartawan Al Jazeera, Hamza, dibunuh Israel dalam serangan rudal di Khan Younis.

Sebelum serbuan Israel ke Gaza, koresponden Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, ditembak mati pasukan Israel saat meliput serangan Israel ke Jenin di Tepi Barat pada Mei 2022.

Menurut Committee to Protect Journalists (CPJ), sedikitnya 128 wartawan dan pekerja media telah terbunuh sejak Israel menyerang Gaza pada 7 Oktober 2023.

 

Penulis : Edy A. Putra Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV, Al Jazeera


TERBARU