Intelijen AS Tuding Rusia, Iran, dan China Berupaya Memecah Belah Warga Jelang Pemilu 5 November
Kompas dunia | 23 Oktober 2024, 07:46 WIBWASHINGTON, KOMPAS TV – Rusia, Iran, dan China dilaporkan terus berupaya memperkuat narasi yang memecah belah masyarakat Amerika menjelang pemilihan umum AS pada 5 November.
Namun, menurut seorang pejabat intelijen AS pada Selasa 22 Oktober 2024, ketiga negara tersebut tidak mungkin dapat memanipulasi pemilu dalam skala yang mempengaruhi hasil akhir pemilihan presiden.
Pejabat tersebut, yang memberikan briefing kepada wartawan, menyatakan aktor asing mungkin akan mempertimbangkan ancaman fisik dan kekerasan selama periode pra-pemilu dan sesudah pemilu.
Mereka juga sangat mungkin melakukan operasi disinformasi pasca-pemilu untuk menciptakan ketidakpastian dan melemahkan kepercayaan terhadap proses pemilu.
“Aktor asing, khususnya Rusia, Iran, dan China, tetap berupaya menyebar narasi memecah belah dan merusak kepercayaan warga terhadap sistem demokrasi AS." Seperti diungkapkan dalam pertemuan tersebut.
Kegiatan ini sesuai dengan apa yang mereka anggap sebagai kepentingan mereka, meskipun taktik mereka terus berkembang,” kata pejabat dari Kantor Direktur Intelijen Nasional AS.
Baca Juga: Trump Ogah Ikut Pilpres AS Lagi jika Kalah Tahun Ini, Mulai Pesimistis atau Justru Optimistis?
Komunitas intelijen memperkirakan upaya pengaruh asing akan semakin intensif menjelang hari pemilihan, terutama melalui unggahan di media sosial. Beberapa dari unggahan tersebut kemungkinan besar dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI), kata pejabat tersebut, yang berbicara kepada wartawan dengan syarat anonim.
Sebagai contoh, pejabat itu menyoroti sebuah unggahan di platform media sosial X pada awal Oktober yang dibuat oleh apa yang dia sebut sebagai aktor pengaruh Rusia. Unggahan itu berisi tuduhan tidak terverifikasi terhadap calon wakil presiden dari Partai Demokrat sekaligus Gubernur Minnesota, Tim Walz.
Badan intelijen AS menilai bahwa konten tersebut diciptakan oleh aktor pengaruh Rusia. Tinjauan media yang dilakukan oleh lembaga-lembaga intelijen menunjukkan adanya “beberapa indikator manipulasi” yang konsisten dengan tindakan yang dilakukan oleh aktor Rusia, kata pejabat itu.
Pejabat tersebut memperingatkan selain operasi disinformasi, ancaman kekerasan fisik juga menjadi kemungkinan di periode sebelum dan setelah pemilu.
Bahkan setelah pemilu usai, aktor asing diperkirakan akan tetap melakukan operasi untuk menciptakan ketidakpastian terkait hasil pemilu dan menimbulkan keraguan di kalangan warga AS terhadap keabsahan proses demokrasi.
Komunitas intelijen AS yakin bahwa upaya pengaruh asing ini tidak akan mempengaruhi hasil akhir pemilu secara signifikan, tetapi mereka memperingatkan bahwa narasi-narasi yang dibangun oleh Rusia, Iran, dan China tetap berbahaya dalam jangka panjang untuk memecah belah masyarakat Amerika.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Straits Times