> >

Menhan AS Janjikan Terus Dukung Ukraina, tetapi Bungkam Soal Rencana Kemenangan Zelenskyy

Kompas dunia | 22 Oktober 2024, 21:39 WIB
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berjabat tangan selama pertemuan mereka di Kiev, Ukraina, Senin (21/102/2024). (Sumber: AP Photo)

KIEV, KOMPAS TV – Amerika Serikat (AS) berjanji untuk memberikan Ukraina segala yang dibutuhkan untuk bertahan dalam perang melawan Rusia. Namun sejauh ini belum menunjukkan dukungan penuh terhadap rencana "kemenangan" Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. Pernyataan ini disampaikan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin saat kunjungannya ke Kiev, Senin (21/10/2024).

Menhan AS Lloyd Austin menyatakan Amerika Serikat telah memberikan lebih dari USD 58 miliar (sekitar Rp925 triliun) dalam bentuk bantuan keamanan untuk Ukraina sejak invasi besar-besaran Rusia pada Februari 2022, menjadikan AS sebagai pendukung utama Kiev. 

“Kami akan memastikan Ukraina mendapatkan apa yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup dan mengamankan masa depannya," ujar Austin dalam pidatonya di Akademi Diplomatik Ukraina, seperti laporan Associated Press, Selasa (22/10). 

Bantuan terbaru dari AS, senilai USD 400 juta (sekitar Rp6,38 triliun), termasuk amunisi untuk sistem roket dan artileri, sistem mortir dan peluru, kendaraan lapis baja, serta senjata anti-tank. Paket ini datang hanya beberapa hari setelah pengumuman pengiriman bantuan militer senilai USD 425 juta (sekitar Rp6,77 triliun) sebelumnya. 

Namun, Zelenskyy terus mendesak sekutu Baratnya, termasuk AS, untuk mengambil langkah lebih lanjut. Ia berharap Ukraina diizinkan bergabung dengan NATO dan mendapatkan persetujuan untuk menggunakan misil jarak jauh yang disuplai oleh Barat untuk menyerang target militer di dalam wilayah Rusia. Namun, permintaan ini mendapat tanggapan yang suam-suam kuku dari Washington.

Adapun Pemerintah Ukraina saat ini kesulitan menahan serangan Rusia di front timur, di mana pasukan Kiev secara bertahap terpaksa meninggalkan beberapa kota, desa, dan wilayah penting. Ukraina juga menghadapi tantangan musim dingin yang sulit setelah Rusia menyerang infrastruktur listriknya.

Baca Juga: AS Sebut 1.200 Lebih Tentara Rusia Jadi Korban setiap Hari di Ukraina, Klaim Putin Semakin Terdesak

Meskipun demikian, pernyataan Austin menarik perhatian atas apa yang tidak diungkapkan: tidak ada dukungan yang jelas bagi Ukraina untuk diundang ke NATO, dan tak ada tanda-tanda AS akan mendukung serangan Ukraina yang lebih agresif ke wilayah Rusia dengan menggunakan senjata jarak jauh.

Dengan pemilihan presiden AS yang tinggal sekitar dua minggu lagi, pejabat Washington tampak lebih berhati-hati dalam memberikan respons. 

Presiden AS Joe Biden menolak langkah-langkah yang berpotensi memperkeruh situasi dan menyebabkan konfrontasi langsung antara NATO dan Rusia. 

Austin juga menekankan tidak ada “peluru ajaib” yang bisa menghentikan serangan Rusia.

“Tidak ada satu sistem pun yang akan mengakhiri serangan Putin," katanya.

Austin menambahkan, “Jangan salah paham, Amerika Serikat tidak mencari perang dengan Rusia."

Zelenskyy dalam pidato videonya pada Minggu malam menyatakan bahwa rencana "kemenangan"-nya telah mendapatkan dukungan dari Prancis, Lithuania, negara-negara Nordik, dan "banyak sekutu lain" di Uni Eropa yang ia tidak sebutkan.

Meski ia menerima "sinyal yang sangat positif" dari AS, Zelenskyy belum menyebutkan apakah Washington telah sepenuhnya mendukung rencananya.

Baca Juga: Korea Selatan Ancam Kirim Senjata ke Ukraina, Tanggapi Laporan Tentara Korea Utara Ada di Rusia

Petugas darurat membersihkan puing-puing setelah Rusia menyerang kota itu dengan bom berpemandu pada malam hari di Zaporizhzhia, Ukraina, Senin, 21 Oktober 2024. (Sumber: AP Photo)

Para analis menyatakan bahwa AS kemungkinan besar tidak akan membuat keputusan besar terkait Ukraina hingga setelah pemilu pada 5 November mendatang.

Serangan terbaru Rusia terhadap Ukraina, yang menargetkan Kiev, Odesa, dan Zaporizhzhia, memperjelas urgensi bagi pejabat Kiev untuk mendapatkan lebih banyak dukungan, khususnya amunisi dalam jumlah besar untuk menghadapi perang atrisi yang sedang berlangsung.

Serangan rudal Rusia di Zaporizhzhia, kota di Ukraina selatan, menewaskan dua orang dan melukai 15 orang di pusat kota. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur sipil, termasuk taman kanak-kanak dan lebih dari 30 bangunan perumahan, menurut Gubernur Regional Ivan Fedorov.

Rusia juga meluncurkan serangan misil balistik di Kryvyi Rih, kampung halaman Zelenskyy, yang melukai lima orang, menurut Walikota, Oleksandr Vilkul. Selama tiga hari berturut-turut, Kryvyi Rih telah menjadi sasaran serangan, dengan total 21 orang terluka dan puluhan bangunan serta infrastruktur sipil rusak.

Suara tembakan senapan mesin dan deru mesin drone terdengar di pusat Kiev sepanjang malam. Otoritas melaporkan kerusakan ringan pada infrastruktur sipil akibat puing-puing drone yang jatuh di tiga distrik. Menurut Angkatan Udara Ukraina, Rusia meluncurkan tiga rudal dan lebih dari 100 drone ke Ukraina semalam, dari Minggu hingga Senin.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU