Buldoser Israel Hancurkan Menara Pengawas UNIFIL di Lebanon, PBB: Pelanggaran Hukum Internasional
Kompas dunia | 21 Oktober 2024, 08:53 WIBBEIRUT, KOMPAS TV – Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan UNIFIL hari Minggu, 20 Oktober 2024 mengumumkan sebuah buldoser milik tentara Israel secara sengaja menghancurkan salah satu menara pengawas dan pagar perimeter mereka di distrik Tyre, Lebanon selatan.
Dalam pernyataan resmi, Pasukan PBB di Lebanon UNIFIL mengatakan, "Hari ini, buldoser milik IDF (tentara Israel) dengan sengaja menghancurkan menara pengawas dan pagar perimeter posisi PBB di Marwahin."
"Kami kembali mengingatkan IDF dan semua pihak terkait akan kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel serta properti PBB, serta menghormati kedaulatan lokasi PBB setiap saat," ujarnya.
Pasukan penjaga perdamaian tersebut menegaskan pelanggaran terhadap posisi PBB dan perusakan aset PBB adalah "pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan 1701."
Resolusi PBB 1701, yang diadopsi pada tahun 2006, menyerukan gencatan senjata antara Lebanon dan Israel, serta pembentukan zona demiliterisasi antara Garis Biru, perbatasan Lebanon-Israel, dan Sungai Litani, di mana hanya pasukan Lebanon dan UNIFIL yang diizinkan beroperasi.
Baca Juga: Tolak Permintaan Israel, Dewan Keamanan PBB Tegaskan Pasukan UNIFIL Tetap Berada di Posisi
Israel telah berulang kali menargetkan posisi UNIFIL di Lebanon selatan dalam beberapa hari terakhir, yang memicu kecaman global dan kekhawatiran atas niat militer yang lebih luas.
Serangan ini bertepatan dengan serangan udara Israel terhadap target yang diklaim sebagai milik Hezbollah di seluruh Lebanon.
Sejak 23 September, Israel telah melancarkan kampanye udara besar-besaran di Lebanon dengan alasan menargetkan Hezbollah, yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang dan membuat lebih dari 1,34 juta orang kehilangan tempat tinggal.
Kampanye udara tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas perbatasan selama setahun antara Israel dan Hezbollah, setelah serangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan lebih dari 42.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.
Pada 1 Oktober, Israel memperluas konflik dengan meluncurkan invasi ke wilayah selatan Lebanon.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu / UNIFIL