> >

Serangan Israel di Gaza Utara Tewaskan 87 Orang Kemarin, Krisis Kemanusiaan Palestina Makin Memburuk

Kompas dunia | 21 Oktober 2024, 08:17 WIB
Warga Palestina berjalan di antara reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara dan darat Israel di dekat Rumah Sakit Shifa di Gaza City, Jalur Gaza, Senin (1/4/2024). (Sumber: AP Photo/Mohammed Hajjar)

DEIR AL-BALAH, KOMPAS TV — Serangan Israel di rumah-rumah warga di Gaza Utara pada Sabtu malam hingga Minggu, 20 Oktober 2024, menewaskan sedikitnya 87 orang, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. 

Serangan ini terjadi sebagai bagian dari operasi besar-besaran terhadap pejuang Hamas yang dikatakan sedang berkumpul kembali. 

Kementerian Kesehatan Gaza juga melaporkan bahwa 40 orang terluka dalam serangan di kota Beit Lahiya, yang merupakan salah satu target awal invasi darat Israel hampir setahun yang lalu.

Militer Israel mengklaim serangan itu menargetkan basis Hamas. Namun, pejabat Palestina menyebut ratusan orang telah tewas dalam operasi Israel selama dua minggu di Gaza Utara, dan sektor kesehatan di wilayah tersebut hampir kolaps.

Menurut pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina, korban tewas sejak serangan Israel tahun lalu telah mencapai 42.603 jiwa, sementara 99.795 lainnya terluka dalam serangan yang berkelanjutan.

"Pasukan Israel membunuh 84 orang dan melukai 158 lainnya dalam tujuh pembantaian keluarga dalam 24 jam terakhir," sebut pernyataan Kementerian Kesehatan Palestina. "Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalanan karena tim penyelamat tidak bisa menjangkau mereka," katanya.

Sementara itu, Amerika Serikat sedang menyelidiki kebocoran dokumen rahasia yang mengungkapkan bahwa Israel memindahkan aset militernya sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik Iran pada 1 Oktober. Iran diketahui mendukung Hamas dan kelompok bersenjata di Lebanon.

Baca Juga: Serangan Israel ke Gaza Tadi Malam Tewaskan 73 Orang, Militer Zionis: Jumlahnya Dilebih-Lebihkan

Amerika Serikat telah mendesak Israel untuk mengupayakan gencatan senjata di Gaza setelah pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, tewas pekan lalu. Namun, baik Israel maupun Hamas tidak menunjukkan minat pada kesepakatan tersebut setelah perundingan terhenti pada Agustus.

Tahun ini, ketegangan antara Israel dan kelompok bersenjata di Lebanon meningkat menjadi perang besar-besaran, dan Israel mengirim pasukan darat ke Lebanon awal bulan ini. Tentara Lebanon melaporkan bahwa tiga tentaranya tewas dalam serangan Israel pada Minggu di kendaraan mereka di selatan Lebanon. 

Belum ada tanggapan dari militer Israel, tetapi mereka menyatakan telah menyerang lebih dari 100 target kelompok bersenjata di Lebanon selatan dalam 24 jam terakhir dan melanjutkan operasi darat di wilayah tersebut.

Tentara Lebanon sebagian besar mengambil posisi netral dalam perang ini. Meskipun dihormati di dalam negeri, militer Lebanon tidak cukup kuat untuk mengendalikan kelompok bersenjata atau melawan invasi Israel.

Militer Israel melaporkan bahwa lebih dari 170 roket ditembakkan ke wilayah Israel oleh kelompok bersenjata di Lebanon pada hari Minggu. 

Layanan penyelamatan Israel, Magen David Adom, menyatakan bahwa tiga orang mengalami luka ringan akibat kebakaran yang dipicu oleh serangan roket di kota Safed di Israel utara.

Israel juga meningkatkan serangan di wilayah selatan Beirut, Dahiyeh, area padat penduduk di mana kelompok bersenjata Lebanon memiliki kekuatan yang signifikan, tetapi juga dihuni oleh banyak warga sipil yang tidak terlibat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU