> >

Filipina Tegang, Wapres Sara Duterte Ancam Gali Kuburan Ayah Presiden dan Buang Jasadnya ke Laut

Kompas dunia | 19 Oktober 2024, 09:53 WIB
Sara Duterte, putri eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat menandatangani dokumen dalam acara pengambilan sumpah sebagai Wakil Presiden Filipina di Davao, Filipina, Minggu (19/6/2022). Tepat dua tahun kemudian, pada Rabu (19/6/2024), Sara Duterte mengundurkan diri dari Kabinet Presiden Marcos Jr. (Sumber: AP Photo/Manman Dejeto, File)

MANILA, KOMPAS.TV - Pemerintahan Filipina kian tegang karena perpecahan antara Wakil Presiden Sara Duterte dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr atau Bongbong.

Bahkan Sara Duterte mengancam akan menggali kuburan ayah Presiden Bongbong Marcos dan membuang jasadnya ke laut.

Ayah Presiden Bongbong Marcos, merupakan mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos yang dikenal sebagai diktator dan sosok kontroversial.

Baca Juga: Penyebab Kematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Terungkap, Ternyata Ini Alasan Utamanya

Sara Duterte sendiri merupakan sekutu Bongbong Marcos saat mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Filipina pada 2022.

Namun, ia mengundurkan diri dari kabinet pada Juni, dan kedua dinasti kuat di Filipina tersebut terlibat dalam perebutan kekuasaan sebelum pemilihan paruh waktu tahun depan.

Keduanya juga bersiap untuk pemilihan presiden Filipina pada 2028.

Bagi Sara Duterte pertaruhannya sangat tinggi, karena sang ayah, mantan Presiden Rodrigo Duterte tengah menghadapi penyelidikan pengadilan pidana internasional (ICC) atas kejahatan kemanusiaan dengan dalih perang melawan narkoba.

Sara Duterte meluncurkan serangan paling kerasnya terhadap Bongbong Marcos pada Jumat (18/10/2024).

Dikutip dari The Guardian, ia merasa negaranya tengah menuju “neraka”, dan pemerintahan Bongbong Marcos kekurangan kebijakan yang jelas untuk mengadang inflasi dan keamanan makanan.

Duterte mengatakan ia merasa dimanfaatkan setelah bergabung dengan Marcos pada pemilu 2022.

Tensi keduanya meningkat setelah investigasi yang menuduh Duterte telah melakukan penyalahgunaan dana publik, sesuatu yang dibantahnya.

Begitu juga dengan persidangan parlemen terkait “perang melawan narkoba”, yang menduga kantor Rodrigo Duterte membayar hadiah hingga USD17.000 atau setara Rp263 juta bagi polisi yang membunuh terduga pengedar narkoba.

Rodrigo Duterte membantah mengizinkan pembunuhan tersebut.

Tetapi ia berulang kali mengancam para pengedar narkoba dengan kematian sebelum dan sesudah masa kepemimpinannya.

Sara Duterte pun mengancam Bongbong Marcos jika ancaman politik terhadapnya tak dihentikan, ia akan membuang jasad eks diktator Ferdinand Marcos ke laut.

Baca Juga: Rusia Khawatirkan Dampak Pembunuhan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar terhadap Timur Tengah

“Saya akan ke sana. Saya akan membawa jasad ayah Anda dan membuangnya ke Laut Barat Filipina,” kata Sara Duterte.

Hal ini jelas menjadi ironi, karena pada 2016 ketika hubungan kedua keluarga masih baik, Rodrigo Duterte menimbulkan kontroversi dengan memberikan pemakaman Ferdinand Marcos Sr dengan penghormatan militer.

Sekretaris Komunikasi Kepresidenan Filipina Cesar Chavez, mengatakan Bongbong Marcos tak akan merespons ancaman Sara Duterte.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Guardian


TERBARU