Rusia Khawatirkan Dampak Pembunuhan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar terhadap Timur Tengah
Kompas dunia | 18 Oktober 2024, 22:40 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia menyatakan kekhawatiran terkait dampak yang mungkin terjadi di Timur Tengah setelah pembunuhan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, oleh Israel.
Kekhawatiran ini diungkapkan oleh juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam konferensi pers di Moskow, Jumat (18/10/2024).
"Kekhawatiran utama kami adalah dampak terhadap penduduk sipil yang saat ini kami saksikan," ujar Peskov, dikutip dari Anadolu.
"Ini menjadi perhatian serius bagi kami. Bencana kemanusiaan yang terjadi baik di Gaza maupun Lebanon, sangat mengkhawatirkan," imbuhnya.
Baca Juga: Peta Kepemimpinan Hamas usai Yahya Sinwar Dibunuh Israel, Khaled Meshaal Diyakini Jadi Penggantinya
Militer Israel, melalui juru bicaranya Avichae Adree, pada Kamis (17/10/2024), mengumumkan mereka telah membunuh Yahya Sinwar dalam sebuah operasi militer di Gaza.
Meskipun pihak militer tidak memberikan rincian lokasi pasti operasi tersebut, beberapa laporan media Israel menyebut pembunuhan Sinwar terjadi di kota Rafah, yang terletak di bagian selatan Jalur Gaza.
Menurut laporan yang beredar, Sinwar tewas dalam konfrontasi di lapangan, mengenakan seragam militer lengkap.
Baca Juga: Hamas Konfirmasi Yahya Sinwar Tewas dalam Serangan Israel di Gaza
Ini bertentangan dengan spekulasi pihak Israel yang menyatakan Sinwar bersembunyi di terowongan bawah tanah bersama tawanan Israel selama beberapa bulan terakhir di Jalur Gaza.
Hamas pun telah mengonfirmasi kematian Sinwar pada pernyataan yang disampaikan pada Jumat (18/10/2024).
Khalil Hayya, pemimpin Hamas di Gaza, menyebut Sinwar sebagai "martir yang teguh, berani, dan tanpa rasa takut", yang telah mengorbankan hidupnya demi perjuangan pembebasan Palestina.
"Ia mengakhiri hidupnya dengan gagah, berdiri tegak, senjata di tangan, menembak hingga napas terakhir," ujar Hayya.
"Martir kami, termasuk Yahya Sinwar, akan menambah kekuatan dan keteguhan perjuangan kami," tegasnya.
Yahya Sinwar telah menjadi salah satu target utama militer Israel dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga: Reaksi Iran usai Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas Dibunuh Tentara Israel: Perlawanan Semakin Kuat
Israel meyakini Sinwar merupakan otak utama dalam serangan 7 Oktober 2023 ke wilayahnya.
Meski begitu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan tewasnya Sinwar bukan akhir dari serangan brutal Israel ke Gaza. Ia menyebut pembunuhan Sinwar sebagai kemenangan.
“Tetapi perang, sayangnya, belum berakhir. Ini sulit dan sangat merugikan kami,” kata Netanyahu, dikutip BBC.
Serangan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 42.000 orang termasuk 16.000 lebih anak-anak sejak 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Yahya Sinwar Tewas, Hamas Tegaskan Perjuangan Tidak Berhenti meski Pemimpin Dibunuh Israel
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Anadolu