Yahya Sinwar Tewas, Hamas Tegaskan Perjuangan Tidak Berhenti meski Pemimpin Dibunuh Israel
Kompas dunia | 18 Oktober 2024, 19:25 WIBBEIRUT, KOMPAS.TV - Hamas menegaskan perjuangan mereka untuk membebaskan Palestina dari Israel, tidak bisa dihentikan hanya dengan membunuh para pemimpinnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Basem Naim, anggota senior biro politik Hamas, setelah Israel mengaku berhasil membunuh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Namun, dalam pernyataan tersebut, Naim tidak secara tegas mengonfirmasi kematian Yahya.
“Hamas adalah gerakan pembebasan yang dipimpin oleh orang-orang yang mencari kebebasan dan martabat, dan hal ini tidak bisa dihancurkan,” kata Naim, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (18/10/2024).
Dia menyebut beberapa pemimpin Hamas yang telah tewas di masa lalu, namun kematian mereka justru meningkatkan popularitas kelompok mereka.
“Sepertinya Israel berpikir bahwa dengan membunuh pemimpin kami, perjuangan dan gerakan Hamas akan berakhir,” ujar Naim.
“Namun, setiap kali Hamas justru menjadi lebih kuat dan lebih populer, dan para pemimpin ini menjadi ikon bagi generasi mendatang untuk melanjutkan perjalanan menuju Palestina yang bebas," ucapnya.
Baca Juga: Hizbullah Murka Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Dibunuh Tentara Israel, Janjikan Fase Perang yang Baru
Israel sebelumnya mengeklaim telah membunuh Yahya Sinwar dalam sebuah serangan di Gaza pada Rabu (16/10/2024).
Sinwar merupakan pengganti Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas yang tewas dalam pembunuhan di Teheran, Iran, pada 31 Juli lalu.
Iran menuding Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh. Namun, Israel tidak secara terbuka mengakui maupun membantah tuduhan tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan kematian Sinwar bukan akhir dari perang di Gaza.
Di sisi lain, kelompok Hizbullah dari Lebanon menyatakan mereka telah memasuki fase baru dalam pertempuran melawan pasukan Israel yang masuk ke wilayahnya, bahkan memperkenalkan senjata baru dalam beberapa hari terakhir.
Serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan setidaknya 42.438 orang dan melukai 99.246 lainnya.
Sejak bulan lalu, Israel juga melancarkan serangan besar-besaran ke Lebanon setelah terlibat baku tembak dengan Hizbullah di perbatasan sejak Oktober 2023.
Pada 27 September 2024, Israel membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, lewat serangan udara ke Beirut, Lebanon.
Baca Juga: Peta Kepemimpinan Hamas usai Yahya Sinwar Dibunuh Israel, Khaled Meshaal Diyakini Jadi Penggantinya
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV, Al Jazeera