> >

Tentara Korea Utara yang Diperbantukan ke Pasukan Rusia di Perang Ukraina Mulai Desersi, Ada Apa?

Kompas dunia | 18 Oktober 2024, 14:18 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dengan putrinya, Kim Ju-ae di depan tentara Korea Utara. (Sumber: Sky News)

KURSK, KOMPAS.TV - Sebanyak 18 tentara Korea Utara yang ditugaskan membantu pasukan Rusia dalam perang Ukraina, desersi.

Pasukan Rusia pun dilaporkan mulai melakukan pencarian terhadap tentara Korea Utara yang memutuskan desersi atau meninggalkan tugas.

Dilansir dari Newsweek, Kamis (17/10/2024), tentara Korea Utara yang kabur tersebut ditugaskan di Oblast (daerah setingkat provinsi) Kursk dan Bryansk, Rusia, yang hanya berjarak 4 kilometer (km) dari perbatasan Ukraina.

Baca Juga: Prabowo Siap Dilantik Jadi Presiden, Media Asing Ungkap Ambisinya bagi Peningkatan Ekonomi Indonesia

Menurut pejabat intelijen Ukraina, militer Rusia tengah melakukan pencarian tentara Korea Utara yang desersi tersebut.

Kabar tersebut muncul setelah Rusia dikabarkan berencana mengumpulkan batalion tentara yang dikirim Kim Jong-un untuk mendorong tentara Ukraina keluar dari Kursk.

Media Ukraina LIGA pada Selasa (15/10/2024) mengatakan bahwa para prajurit itu terlibat dalam misi pertempuran di wilayah barat daya Rusia itu.

Prajurit Rusia saat ini memang masih berperang melawan tentara Ukraina yang memasuki Kursk sejak Agustus lalu.

Tentara Korea Utara itu rencananya disiapkan untuk pasukan bernama Batalion Khusus Buryat.

Batalion itu diberi nama dari suku asli Mongol yang tinggal di sepanjang Siberia, dan juga sebelah utara China dan Mongolia.

Rusia dan Korea Utara memang telah meningkatkan hubungan mereka dalam beberapa tahun terakhir.

Bahkan di awal tahun keduanya mencapai pakta bahwa akan saling memberikan bantuan jika masing-masing dari mereka diserang.

Baca Juga: Seruan Kim Jong-Un ke Tentara Korea Utara, Wajib Perlakukan Korea Selatan sebagai Musuh Negara

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengunjungi Korea Utara untuk pertama kalinya dalam 24 tahun, Juni lalu.

Ketika itu, Putin dan Kim Jong-un menandatangani “Pakta Kerja Sama Strategis Komperehensif”, yang mirip dengan Artikel 5 NATO. Pakta itu menyebut, jika salah satu negara diserang, maka serangan itu akan dianggap sebagai serangan terhadap negara lainnya.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Newsweek


TERBARU