> >

Raja Charles III Kunjungi Australia, Hidupkan Perdebatan Tentang Hubungan Australia dan Inggris

Kompas dunia | 18 Oktober 2024, 13:29 WIB
Raja Charles III dari Inggris dan Ratu Camilla meninggalkan The London Clinic di pusat kota London, Senin, 29 Januari 2024. Raja Inggris Charles III dijadwalkan tiba di Australia dalam kunjungan kenegaraan Jumat (18/10/2024). (Sumber: AP Photo)

MELBOURNE, KOMPAS.TV — Raja Charles III dan Ratu Camilla dijadwalkan tiba di Sydney pada Jumat (18/10/2024) ini untuk kunjungan pertamanya ke Australia sebagai Raja Inggris. Perjalanan ini diprediksi akan menghidupkan kembali perdebatan klasik tentang hubungan konstitusional negara itu dengan Inggris.

Layar ikonik Gedung Opera Sydney akan diterangi dengan gambar-gambar kunjungan kerajaan untuk menyambut pasangan tersebut, yang perjalanannya akan dilakukan secara singkat, mengingat Raja Charles yang kini berusia 75 tahun, tengah menjalani perawatan kanker yang dideritanya. 

Charles adalah raja Inggris kedua yang mengunjungi Australia ketika sedang berkuasa. Sebelumnya, Ibunya, Ratu Elizabeth II, adalah penguasa Inggris pertama yang mengunjungi Australia, dalam kunjungan yang berlangsung 70 tahun lalu.

Meskipun kunjungan ini disambut dengan hangat, namun warga Australia sesungguhnya telah lama berdebat tentang hubungan mereka yang berada di bawah monarki Inggris. Para pemimpin nasional dan negara bagian Australia ingin para bangsawan dihapus dari konstitusi mereka.

Baca Juga: Reaksi Raja Charles III usai Inggris ke Final Euro 2024, Ucapannya Mengejutkan

Para pendukung monarki berharap kunjungan tersebut akan memperkuat hubungan warga Australia dengan kedaulatan mereka. Sedangkan para penentang monarki berharap bahwa konsep seseorang yang berasal dari belahan dunia lain adalah kepala negara Australia, harus ditolak.

Australian Republic Movement (ARM), yang berkampanye agar warga negara Australia menggantikan raja Inggris sebagai kepala negara, menyamakan kunjungan kerajaan itu dengan pertunjukan keliling di industri hiburan.


ARM pada minggu ini meluncurkan kampanye untuk melambaikan tangan dan salam perpisahan dengan monarki. Ketua bersama ARM Esther Anatolitis mengatakan kunjungan kerajaan ke Australia adalah "semacam pertunjukan yang datang ke kota."

"Sayangnya, ini adalah pengingat bahwa kepala negara Australia bukanlah orang Australia yang bekerja penuh waktu. Ia adalah orang paruh waktu yang tinggal di luar negeri dan menjadi kepala negara di banyak tempat," kata Anatolitis seperti dikutip dari The Associated Press.

"Kami sampaikan kepada Charles dan Camilla: 'Selamat datang, kami harap Anda menikmati negara kami, kesehatan yang baik, dan semangat yang baik.' Namun, kami juga berharap ini menjadi lawatan terakhir seorang raja Australia yang sedang menjabat. Dan saat mereka kembali berkunjung, kami berharap dapat menyambut mereka sebagai tamu kehormatan yang berkunjung," tambahnya.

Philip Benwell, ketua nasional Liga Monarki Australia, yang mengkampanyekan agar hubungan konstitusional Australia dengan Inggris tetap dipertahankan, memperkirakan reaksi terhadap pasangan kerajaan tersebut akan sangat positif.
"Sesuatu seperti kunjungan kerajaan membuat raja lebih dekat di benak masyarakat, karena kami tidak memiliki monarki," kata Benwell kepada AP.

"Kunjungan raja menunjukkan bahwa Australia adalah monarki konstitusional dan memiliki raja," tambahnya.
Benwell mengkritik premier dari keenam negara bagian di Australia yang menolak undangan untuk menghadiri resepsi Charles di Canberra.

Masing-masing premier menjelaskan bahwa mereka memiliki agenda yang lebih mendesak pada hari itu seperti rapat kabinet dan perjalanan ke luar negeri.

"Akan menjadi kewajiban bagi premier untuk berada di Canberra guna menemuinya dan memberikan penghormatan terakhir," kata Benwell. "Tidak hadir dapat dianggap sebagai penghinaan, karena ini bukan kunjungan biasa. Ini adalah kunjungan pertama seorang raja ke Australia," tambahnya.

Baca Juga: Raja Charles III Kehilangan Indra Perasa, Efek Samping Pengobatan Kanker

Charles terlibat dalam perdebatan tentang republik Australia beberapa bulan sebelum kunjungannya.
Gerakan Republik Australia menulis surat kepada Charles pada bulan Desember tahun lalu untuk meminta pertemuan di Australia dan agar raja memperjuangkan tujuan mereka. Istana Buckingham dengan sopan membalas surat tersebut pada bulan Maret untuk mengatakan bahwa pertemuan raja akan diputuskan oleh pemerintah Australia. Pertemuan dengan ARM tidak muncul dalam rencana perjalanan resmi Raja Charles kali ini.

"Apakah Australia akan menjadi republik adalah masalah yang harus diputuskan oleh publik Australia," kata surat dari Istana Buckingham.

Setelah mengunjungi Sydney dan Canberra, yang berjarak 250 kilometer, Charles kemudian akan melakukan perjalanan ke Samoa untuk membuka Pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran tahunan.

 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : The Associated Press


TERBARU