> >

Korea Utara Sahkan Konstitusi Baru, Tetapkan Korea Selatan sebagai Negara Musuh

Kompas dunia | 17 Oktober 2024, 10:20 WIB
Pembongkaran beberapa bagian jalan dan rel kereta api yang tidak digunakan di bagian utara yang dulunya menghubungkan negara itu dengan Korea Selatan, dilihat dari Korea Utara pada hari Selasa, 15 Oktober 2024. (Sumber: KCNA / Associated Press)

Beberapa pengamat berpendapat, Kim bertujuan melindungi Korea Utara dari pengaruh budaya Korea Selatan, sekaligus memperkuat cengkeraman kekuasaan dinasti Kim.

Ada juga yang berpendapat perubahan ini memberi ruang hukum bagi Kim untuk menggunakan senjata nuklir terhadap Korea Selatan dengan menjadikannya musuh asing, bukan lagi mitra dalam unifikasi.

Selain itu, langkah ini dinilai sebagai cara untuk membuka jalur negosiasi langsung dengan Amerika Serikat, tanpa melibatkan Korea Selatan dalam pembicaraan nuklir di masa depan.

KCNA, mengutip Kementerian Pertahanan Korea Utara, melaporkan bahwa Korea Utara telah meledakkan bagian sepanjang 60 meter dari dua jalur jalan dan rel, satu di perbatasan barat dan satu lagi di perbatasan timur antar-Korea. 

Baca Juga: Rusia Akan Beri Bantuan Militer jika Korea Utara Diserang, Perjanjian Strategis Disahkan Duma

Jalur-jalur jalan dan rel ini, yang sebagian besar dibangun dengan dana Korea Selatan, dulu menjadi simbol rekonsiliasi antar-Korea yang kini tampaknya berakhir.

Pada 2000-an, untuk pertama kalinya sejak berakhirnya Perang Korea 1950-1953, kedua Korea membangun kembali jalur tersebut. Namun, operasinya dihentikan setelah kedua negara saling berselisih mengenai ambisi nuklir Korea Utara dan masalah-masalah lainnya.

Pekan lalu, Korea Utara mengumumkan akan menutup perbatasannya dengan Korea Selatan secara permanen dan membangun struktur pertahanan di sepanjang garis depan. Pejabat Korea Selatan menyatakan bahwa Korea Utara telah menambah penghalang anti-tank dan menanam ranjau di sepanjang perbatasan sejak awal tahun ini.

Dalam laporan yang diterbitkan Jumat lalu, KCNA mengutip Kementerian Pertahanan Korea Utara yang mengatakan negara itu akan terus mengambil langkah-langkah untuk memperkuat perbatasan selatan yang kini telah ditutup.

Banyak pengamat menilai Korea Utara tidak mungkin meluncurkan serangan besar-besaran terhadap Korea Selatan, karena menyadari kekuatan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat yang jauh lebih unggul. Namun, mereka memperingatkan bahwa kesalahan perhitungan masih dapat memicu bentrokan di perbatasan.

Perhatian besar juga tertuju pada apakah perubahan konstitusi Korea Utara mencakup klaim baru atas wilayah laut barat Korea yang disengketakan. Di wilayah ini, tiga pertempuran laut dan dua serangan mematikan yang melibatkan Korea Utara telah terjadi dalam 25 tahun terakhir.

“Amerika Serikat dan Korea Selatan tidak perlu bereaksi berlebihan terhadap langkah-langkah Korea Utara. Insiden drone baru-baru ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan perhitungan dan eskalasi,” kata Panda.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU