> >

Macron Kutuk Serangan Israel yang Berangasan di Gaza dan Lebanon, Tuntut Gencatan Senjata

Kompas dunia | 16 Oktober 2024, 19:00 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara dalam konferensi pers di Istana Elysee di Paris, Senin, (26/2/2024). (Sumber: AP Photo)

 

PARIS, KOMPAS.TV - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk serangan berangasan Israel yang hanya memperparah dampak kemanusiaan yang "sudah tak tertahankan" di Gaza dan Lebanon.

Hal itu disampaikan dalam pernyataan resmi kepresidenan Prancis yang dirilis Rabu (16/10/2024).

Pernyataan tersebut mengungkapkan, Presiden Macron melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (15/10/2024). 

Macron menegaskan kembali komitmen Prancis untuk mencegah meluasnya konflik di kawasan tersebut, "yang akan membawa dampak yang menghancurkan bagi populasi dan keamanan internasional."

Baca Juga: Lebih dari 400.000 Anak Terusir Serangan Israel di Lebanon, UNICEF Khawatir Hilangnya Satu Generasi

Dalam konteks ini, Macron "mengutuk serangan sembarangan Israel yang hanya memperburuk penderitaan manusia, yang sudah tak tertahankan, baik di Gaza maupun di Lebanon."

Dia juga menekankan pentingnya gencatan senjata "tanpa penundaan" di Lebanon dan mendesak Netanyahu untuk menghentikan operasi militernya.

"Presiden juga menyatakan kemarahannya" atas cedera yang dialami beberapa personel pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Dia mendesak Israel untuk menghentikan "penargetan yang tak dapat dibenarkan" terhadap pasukan PBB di wilayah tersebut.

Macron juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki secara ilegal oleh Israel sejak 1967, khususnya "kekerasan terhadap warga sipil, terutama oleh para pemukim," bunyi pernyataan tersebut.

Baca Juga: Macron Peringatkan Netanyahu: Israel Ada karena Keputusan PBB Dirikan Negara Arab dan Negara Yahudi

Sementara Netanyahu menolak usulan gencatan senjata sepihak di Lebanon dan kesepakatan yang menurutnya akan memungkinkan Hizbullah mempersenjatai diri.

Dalam percakapan telepon dengan Macron, Netanyahu menyatakan gencatan senjata sepihak hanya akan mengembalikan Lebanon ke keadaan sebelumnya tanpa mengubah situasi keamanan.

“Israel beroperasi melawan Hizbullah untuk melindungi warga Israel di perbatasan utara dan memastikan mereka kembali dengan aman,” kata Netanyahu berdalih.

Ia juga menolak kesepakatan yang dinilainya tidak menghentikan Hizbullah, partai politik Lebanon yang memiliki sayap militer, dari mempersenjatai diri.

Baca Juga: Korban Pembunuhan Israel di Gaza Tembus 42.344 Jiwa, Ribuan Masih Terkubur Reruntuhan

Selain itu, Netanyahu mengaku terkejut dengan rencana Macron untuk mengadakan konferensi di Paris yang melibatkan negara-negara seperti Afrika Selatan dan Aljazair, yang dinilainya menolak hak Israel untuk mempertahankan diri dan eksistensinya.

Selain serangan brutal di Gaza sejak Oktober lalu yang telah menewaskan lebih dari 42.000 orang, Israel juga meningkatkan operasinya di Lebanon bulan lalu.

Hingga kini, serangan Israel ke Lebanon telah menewaskan lebih dari 1.500 orang, dan membuat lebih dari satu juta orang mengungsi.

Israel juga membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada 27 September lalu dalam serangan udara ke pinggiran Kota Beirut.

Israel melancarkan operasi darat ke Lebanon pada 1 Oktober dan sejak itu juga menembaki pos misi penjaga perdamaian PBB di selatan negara itu.

Baca Juga: PM Qatar Ungkap Israel Halangi Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Anadolu


TERBARU