Pakar Serukan Boikot Internasional untuk Akhiri Perang Israel di Palestina
Kompas dunia | 9 Oktober 2024, 23:32 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar Timur Tengah, Dina Sulaeman menilai, boikot internasional dapat menjadi aksi efektif untuk mengakhiri perang Israel di Palestina.
Menurutnya, boikot internasional pernah berdampak menumbangkan rezim apartheid Afrika Selatan pada 1991 silam.
Dina menyebut, skenario boikot internasional sudah banyak disuarakan sehubungan serangan Israel ke Jalur Gaza yang telah berlangsung setahun lebih lalu.
Namun, menurutnya, seruan boikot saat ini belum terlalu luas.
Baca Juga: Afrika Selatan Tuding Israel Terapkan Apartheid di Palestina dalam Sidang Mahkamah Internasional
"Ada satu langkah sebenarnya yang sepertinya belum banyak dipakai negara-negara di dunia. Kalau kita lihat dulu, rezim apartheid Afrika Selatan, berdiri tahun 1948--sama Israel juga berdiri tahun 1948," kata Dina dalam program "Satu Meja" Kompas TV, Rabu (9/10/2024).
"Israel sejak April 2021 sudah dinyatakan oleh Amnesty international sebagai rezim apartheid juga. Dulu rezim apartheid (Afrika Selatan) bisa tumbang tahun '91 itu berkat boikot internasional, komunitas internasional sama-sama memboikot ekonomi, karena sebuah rezim kalau ekonominya lemah pasti tumbang," imbuhnya.
Dina pun menilai Israel saat ini enggan mewujudkan solusi dua-negara.
Menurutnya, salah satu solusi yang bisa digunakan adalah one-state solution, yakni dibentuknya pemerintahan baru untuk Israel-Palestina.
Sementara itu, pakar hubungan internasional, Hikmahanto Juwana menilai, solusi dua negara sulit dicapai karena keberadaan rezim Benjamin Netanyahu dan Hamas.
Hikmahanto menyebut pemerintahan Netanyahu tidak mau Palestina merdeka.
"Kalau misalnya negara yang menduduki itu tidak mau angkat kaki dari situ, maka jangan pernah berpikir bahwa Palestina akan merdeka," katanya,
Hikmahanto Juwana juga menilai, salah satu langkah yang bisa ditempuh untuk menghentikan perang Israel di Palestina adalah membentuk koalisi negara dengan prinsip minilateralisme.
"Harusnya kita buat coalition of the willing, itu minilateral, jadi koalisi siapa yang mau di belakang kita. Untuk apa? Tiga hal, kita berpihak pada perdamaian, kita berpihak pada kemanusiaan, dan perang itu harus dihentikan," kata Hikmahanto.
Baca Juga: Jurnalis Palestina Dibunuh Bom Israel, Sempat Diancam agar Berhenti Laporkan Kondisi Gaza
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV