Geger Gedung Putih Kehilangan Kepercayaan pada Pemerintah Israel di Tengah Konflik Timur Tengah
Kompas dunia | 9 Oktober 2024, 14:24 WIBWASHINGTON, KOMPAS TV – Pemerintahan Biden semakin hilang kepercayaan kepada pemerintah Israel dan Netanyahu, khususnya terkait rencana militer dan diplomatiknya dalam menghadapi perang multi-front di Timur Tengah.
Sejumlah pejabat AS mengungkapkan krisis kepercayaan semakin parah, terutama usai Israel melancarkan serangkaian operasi militer tanpa koordinasi penuh dengan Washington, sehingga membahayakan kepentingan dan keselamatan pasukan AS di kawasan, seperti laporan Axios, hari Rabu, 9 Oktober 2024.
Krisis ini semakin memuncak setelah Israel merencanakan balasan terhadap serangan rudal besar-besaran dari Iran. AS mendukung Israel untuk membela diri, tetapi Washington maunya balasan ini dilakukan secara terukur dan dengan koordinasi yang jelas.
Salah seorang pejabat AS mengatakan, "Kepercayaan kami terhadap Israel sangat rendah saat ini, dan itu bukan tanpa alasan," demikian seperti terungkap dalam laporan Axios.
Pada percakapan telepon Jumat lalu, Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, menegaskan kepada Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, Washington menginginkan "kejelasan dan transparansi" terkait rencana balasan Israel terhadap Iran.
Hal ini sangat penting karena langkah Israel dapat memengaruhi kepentingan AS dan keselamatan pasukan mereka di Timur Tengah.
Seorang pejabat AS menambahkan, jika Gedung Putih tidak mengetahui secara rinci apa yang akan dilakukan Israel, "kami tidak otomatis akan ikut membantu" dalam menghadapi serangan Iran berikutnya.
Baca Juga: Satu Tahun Genosida di Gaza: 11 Pembantaian Massal Warga oleh Israel yang Dicatat Sejarah Dunia
Meski begitu, pejabat AS juga mengakui kemungkinan besar AS tetap akan membantu Israel dalam membela diri jika terjadi serangan rudal lainnya dari Iran.
Dermer menegaskan Israel ingin berkoordinasi dengan AS, tetapi Gedung Putih mempertanyakan seberapa besar Israel benar-benar bisa dipercaya dalam hal ini.
Beberapa pejabat mengungkapkan pemerintahan Biden telah beberapa kali terkaget-kaget dengan operasi militer Israel.
Di beberapa kesempatan, AS tidak diberi tahu atau hanya diberi peringatan singkat, seperti ketika jet tempur Israel sedang dalam perjalanan untuk melancarkan serangan udara di kawasan Timur Tengah.
Misalnya, serangan terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada Washington, meskipun Netanyahu telah bertemu dengan Presiden Biden beberapa hari sebelumnya dan berjanji akan mengambil langkah untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas terkait pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza.
Pelanggaran kepercayaan ini juga terlihat ketika Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, baru diberi tahu beberapa menit sebelum Israel melancarkan serangan terhadap pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, di Beirut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Axios