Hizbullah Ancam Perluas Serangan Rudal ke Israel jika Tel Aviv Lanjutkan Perang
Kompas dunia | 9 Oktober 2024, 01:05 WIBBEIRUT, KOMPAS.TV – Pemimpin sementara Hizbullah, Sheikh Naim Kassem, dalam pidato televisi menegaskan kelompoknya akan memperluas serangan roket ke wilayah yang lebih dalam di Israel.
Hal itu disampaikan Kassem dalam peringatan eskalasi konflik yang telah berkembang menjadi perang besar sebulan terakhir.
Ia juga menegaskan seluruh komando militer Hizbullah yang gugur dalam serangan udara Israel telah digantikan.
Pernyataan ini muncul setelah serangkaian serangan udara Israel menghantam berbagai wilayah di Lebanon, menargetkan pangkalan militan dan membunuh sejumlah komandan tertinggi Hizbullah.
Dalam pidatonya, dilansir dari The Associated Press, Kassem juga mengatakan bahwa militer Israel tidak berhasil melakukan kemajuan signifikan meskipun telah melancarkan serangan darat ke Lebanon pekan lalu.
Menurut Kassem, pasukan Israel terhambat dan operasi mereka masih terbatas di sepanjang perbatasan.
Di sisi lain, militer Israel melaporkan bahwa mereka telah membongkar infrastruktur kelompok militan di sepanjang perbatasan dan menewaskan ratusan pejuang Hizbullah.
Serangan udara Israel pada Selasa juga diklaim menewaskan Suhail Husseini, seorang komandan senior Hizbullah yang bertanggung jawab atas logistik dan manajemen kelompok tersebut.
Baca Juga: Israel Janjikan Tak Akan ada Keringanan Bagi Hizbullah, Klaim Bunuh 440 Anggota Perlawanan Lebanon
Namun, hingga kini, tidak ada komentar resmi dari pihak Hizbullah terkait klaim Israel di medan pertempuran, dan laporan dari kedua belah pihak sulit diverifikasi secara independen.
Kassem menambahkan, Hizbullah saat ini meluncurkan ratusan roket dan drone ke wilayah Israel.
Ia menyatakan bahwa banyak permukiman dan kota di Israel kini berada di bawah serangan kelompoknya.
Kassem juga mengisyaratkan bahwa Hizbullah akan menghentikan serangan jika terjadi gencatan senjata di Gaza.
Ia mendukung upaya Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, yang juga sekutu Hizbullah, dalam mencari solusi diplomatik untuk menghentikan pertempuran.
Namun, Kassem menegaskan bahwa jika Israel tetap melanjutkan perang, medan pertempuran yang akan menentukan hasil akhirnya.
“Bagaimanapun, setelah isu gencatan senjata terbentuk, dan setelah diplomasi dapat mencapainya, semua rincian lainnya dapat didiskusikan dan keputusan dapat diambil,” kata Qassem dikutip dari Al Jazeera.
“Jika musuh [Israel] melanjutkan perangnya, maka medan perang akan memutuskan,” ujar Kassem.
Baca Juga: Perang Memanas, Hizbullah Balas Gempur Israel dengan 105 Roket, Haifa Jadi Target Utama
Pidato Kassem ini berlangsung sekitar 30 menit dan disampaikan 11 hari setelah kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam serangan udara Israel yang menghantam bunker di Beirut.
Nasrallah adalah salah satu figur paling penting dalam Hizbullah dan kematiannya dianggap sebagai pukulan paling signifikan yang diterima kelompok tersebut dalam beberapa dekade.
Sejak itu, salah satu calon penggantinya, Hashem Safieddine, belum muncul secara publik setelah dilaporkan menjadi target serangan udara Israel pekan lalu.
Pada hari yang sama, militer Israel melaporkan bahwa mereka telah mencegat sebagian besar roket yang ditembakkan dari Lebanon.
Meski begitu, seorang wanita berusia 70 tahun dilaporkan terluka akibat serpihan roket di dekat kota pesisir Haifa.
Sejak konflik pecah pada 8 Oktober 2023—sehari setelah serangan mendadak Hamas ke Israel—Hizbullah secara konsisten meluncurkan roket ke wilayah utara Israel.
Kedua kelompok ini memiliki hubungan erat dengan Iran, dan Hizbullah menyatakan bahwa serangan mereka bertujuan mendukung perjuangan rakyat Palestina di Gaza.
Namun, upaya diplomatik untuk menghentikan perang, terutama di Gaza, terus terhambat.
Baca Juga: Eskalasi Konflik Israel-Hizbullah Semakin Memanas, Kemlu RI Imbau WNI Tak Tunda Evakuasi
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press/Al Jazeera