> >

Jurnalis Palestina Dibunuh Bom Israel, Sempat Diancam agar Berhenti Laporkan Kondisi Gaza

Kompas dunia | 7 Oktober 2024, 17:29 WIB
Masyarakat Palestina mengubur jenazah yang dikirimkan militer Israel dengan cara tidak pantas di Khan Yunis, Jalur Gaza, Kamis (26/9/2024). (Sumber: Abdel Kareem Hana/Associated Press)

GAZA, KOMPAS.TV - Seorang jurnalis Palestina terbunuh serangan udara Israel yang menghancurkan rumahnya di kamp pengungsian Jabaliya, utara Jalur Gaza. Jurnalis bernama Hassan Hamad (19) dilaporkan sempat diancam Israel sebelum rumahnya dibom.

Kematian Hassan Hamad dikonfirmasi oleh kolega-koleganya dan Biro Media Pemerintah Gaza, Minggu (6/10/2024). Kolega Hamad menyebut reporter lepas tersebut diserang sengaja karena Israel ingin membungkam jurnalis di Gaza.

Baca Juga: Satu Tahun Genosida di Gaza: 11 Pembantaian Massal Warga oleh Israel yang Dicatat Sejarah Dunia

"Hassan Hamad, jurnalis yang hidup tidak sampai usia 20, melawan selama setahun ini dengan caranya sendiri. Dia melawan dengan cara menjauhi keluarganya sehingga mereka tidak ditargetkan," kata kolega Hamad dalam unggahan di akun mendiang jurnalis tersebut sebagaimana dikutip Al Jazeera, Minggu (6/10).

"Dia melawan saat dia kesulitan mencari sinyal internet, duduk selama satu-dua jam demi mengirimkan video-video yang bisa mencapai Anda dalam hitungan detik."

Kolega Hamad mengungkapkan, jurnalis itu mengaku sempat diancam Israel agar berhenti menyebarkan dokumentasi situasi Gaza. Beberapa hari setelah ancaman tersebut, rumah Hamad dibom dan jenazahnya ditemukan dalam kondisi yang tidak utuh.

Biro Media Pemeritah Gaza melaporkan setidaknya 175 jurnalis telah terbunuh di Gaza sejak Israel menyerang pada Oktober 2023. Sedangkan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mencatat setidaknya 128 jurnalis dan pekerja media terbunuh di Gaza.

Pemerintah Israel sendiri belum memberikan komentar mengenai serangan udara yang membunuh Hassan Hamad.

Sebelumnya, Direktur Program CPJ Carlos Martinez de la Serna mengecam pembunuhan jurnalis di Gaza yang terus berlanjut selama serangan Israel.

"Mereka yang bertanggung jawab atas jatuhnya para korban akan menghadapi dua pengadilan: di bawah hukum internasional dan di bawah tatapan tajam sejarah," kata De la Serna.

Baca Juga: Macron Desak Hentikan Penjualan Senjata untuk Agresi di Gaza dan Lebanon, Barat Tetap Dukung Israel

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber :


TERBARU