> >

Hamas Tembakkan Roket ke Israel saat Peringatan Serangan 7 Oktober

Kompas dunia | 7 Oktober 2024, 14:12 WIB
Warga Palestina memeriksa puing-puing Masjid Yassin yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Shati, Gaza City, Jalur Gaza, Senin, 9 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo/Adel Hana)

Israel mengeklaim serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang. Sebagian besar korban diklaim sebagai warga sipil. Sedangkan 250 orang ditawan dan dibawa ke Gaza, wilayah Palestina yang telah diduduki Israel secara ilegal sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.

Menurut The Associated Press, sekitar 100 tawanan masih ditawan di Gaza, di mana sekitar 2,3 juta penduduk Palestina terjebak akibat blokade Israel sejak 2007. Sepertiga dari tawanan-tawanan itu diyakini telah tewas.

Hamas mengatakan tawanan-tawanan itu akan digunakan dalam kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel yang telah menahan ribuan warga Palestina, banyak di antara mereka yang ditahan tanpa dakwaan, bahkan sebelum serangan 7 Oktober terjadi.

Israel hingga kini terus membombardir Gaza. Di saat yang sama, Israel juga melancarkan serangan besar ke Lebanon sejak akhir bulan lalu dan mengeklaim menargetkan Hizbullah.

Israel juga mengancam akan menyerang Iran yang melakukan serangan balasan pada 1 Oktober lalu atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada Juli lalu, dan pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada 27 September lalu. 

Baca Juga: Peringati 7 Oktober, Massa Pro-Palestina dan Pro-Israel Berunjuk Rasa di Seluruh Dunia

 

Sementara hari ini, ratusan orang berkumpul di lokasi festival musik Nova di Israel untuk mengenang para korban serangan 7 Oktober. Di tempat ini, hampir 400 orang dilaporkan ditembak mati dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.

Keluarga berkumpul di sekitar foto-foto orang yang mereka cintai, yang disusun dalam bentuk setengah lingkaran di sekitar panggung DJ.

Banyak yang menyalakan lilin dan menambahkan kenang-kenangan atau foto, sambil menangis dan berpelukan. Sementara helikopter militer berputar-putar di atas mereka dan ledakan terus-menerus bergema di seluruh area. 

"Kami tidak dapat memahami bagaimana setahun telah berlalu," kata Shimon Busika, yang putranya, Yarden, 25 tahun, tewas di festival tersebut. "

Busika mengatakan butuh waktu lama bagi mereka, mengumpulkan kesaksian dari para penyintas lainnya, untuk memahami apa yang terjadi di saat-saat terakhir Yarden.

Menurut dia, Yarden terbunuh sekitar pukul 9:20 di dekat kontainer kuning di festival tempat banyak orang lainnya terbunuh, dan mereka akan mengheningkan cipta selama dua menit untuk mengenang keluarga mereka.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : The Associated Press, Al Jazeera


TERBARU