> >

G20 Setujui Dana Konservasi Hutan Tropis yang Berhasil Dilestarikan

Kompas dunia | 5 Oktober 2024, 00:03 WIB
Hutan Hujan atau Hutan Tropis. Menteri lingkungan negara-negara G20 termasuk Indonesia hari Kamis, 3 Oktober 2024, menyepakati dukungan terhadap penciptaan sumber pendanaan khusus untuk konservasi ekosistem, memberikan dana bagi seluruh negara dengan hutan tropis berdasarkan luas area yang berhasil dilestarikan.  (Sumber: Sciencing)

SAO PAULO, KOMPAS TV - Menteri lingkungan negara-negara G20 termasuk Indonesia menyepakati dukungan terhadap penciptaan sumber pendanaan khusus.

Yakni untuk konservasi hutan dan ekosistem, memberikan dana bagi seluruh negara dengan hutan tropis berdasarkan luas area yang berhasil dilestarikan. 

Keputusan ini diambil menyusul usulan dari Brasil yang mengajukan pembentukan dana abadi untuk konservasi hutan tropis.

Inisiatif Brasil yang dinamakan Tropical Forests Forever Facility menawarkan penghargaan kepada negara-negara yang memiliki hutan tropis atas upaya mereka melindungi bioma penting dunia.

Berbeda dengan Amazon Fund, yang memberikan imbalan hanya kepada Brasil jika berhasil menurunkan angka deforestasi.

Inisiatif ini memberikan manfaat dana bagi seluruh negara dengan hutan tropis berdasarkan luas area yang berhasil dilestarikan.

Komunitas lokal dan masyarakat adat yang terlibat dalam pemeliharaan ekosistem tersebut juga akan mendapatkan kompensasi karena telah menjaga ekosistem yang “bermanfaat bagi semua,” kata João Paulo Capobianco, Sekretaris Eksekutif Kementerian Lingkungan Hidup Brasil kepada wartawan usai pertemuan menteri-menteri G20 seperti laporan Associated Press, Jumat, 4 Oktober 2024. 

Selama empat hari di Rio de Janeiro, para menteri lingkungan dari negara-negara maju dan berkembang terkemuka membahas langkah-langkah konkret untuk menangani perubahan iklim, penurunan keanekaragaman hayati, dan degradasi lingkungan.

Ini menjadi salah satu fokus utama Brasil yang saat ini memegang presidensi G20 hingga akhir tahun, dengan pertemuan kepala negara yang direncanakan berlangsung di Rio bulan depan.

Selain itu, para menteri juga membahas strategi pendanaan, baik dari sektor publik maupun swasta

Hal itu untuk mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim, kebijakan transisi menuju ekonomi hijau, serta penanganan dampak perubahan iklim yang tidak seimbang terhadap masyarakat rentan.

Baca Juga: 50 Persen Wilayah Yang Miliki Keanekaragaman Hayati Tinggi Tidak Termasuk Kawasan Konservasi

Menteri Lingkungan Hidup Brasil, Marina Silva, dalam sambutan pembukaannya menegaskan, urgensi tindakan cepat.

Ia menyinggung bencana alam yang baru-baru ini menimpa Brasil, seperti banjir besar yang menghancurkan wilayah selatan di negara bagian Rio Grande do Sul, dan kekeringan parah yang memicu kebakaran hutan besar-besaran di berbagai wilayah.

“Di bioma Amazon, Cerrado, dan Pantanal, kekeringan parah mengisolasi komunitas dan kota serta memicu kebakaran hutan dalam skala besar,” tambahnya.

Deklarasi bersama tersebut menegaskan pentingnya mempercepat upaya mitigasi dan adaptasi iklim. Para menteri juga menyatakan kembali komitmen mereka terhadap Perjanjian Paris, yang bertujuan membatasi pemanasan global agar tidak melebihi 2°C di atas tingkat pra-industri.

Isu-isu lain yang turut dibahas mencakup pengelolaan laut, pengurangan limbah, ekonomi sirkular, dan polusi plastik.

Pada 18-19 November mendatang, para kepala negara dari G20 akan meninjau usulan yang telah disusun oleh perwakilan mereka menjelang pertemuan puncak di Rio de Janeiro.

Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, juga menekankan bahwa isu-isu yang menjadi perhatian utama negara-negara berkembang, seperti pengurangan ketimpangan dan reformasi lembaga multilateral, akan menjadi inti dari agenda G20 Brasil.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU