> >

99 Dokter AS Bersaksi Tak Pernah Lihat Aktivitas Hamas di RS Gaza: Hentikan Dukungan untuk Israel!

Kompas dunia | 4 Oktober 2024, 21:00 WIB
Seorang perempuan Palestina menggendong jenazah seorang anak yang tewas akibat serangan Israel di kamar mayat sebuah rumah sakit di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Rabu (2/10/2024). (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Baca Juga: 93% Bangunan Sekolah di Gaza Hancur Akibat Serangan Israel, Lahan Pertanian Tersisa 22%

Kesaksian Pilu Tenaga Medis

"Asupan gizi ibu yang sangat kurang membuat mereka tidak bisa menyusui, dan kami tidak memiliki susu formula atau air bersih untuk memberi makan bayi-bayi tersebut. Akibatnya, banyak bayi yang kelaparan hingga meninggal setiap hari," kata Asma Taha, praktisi perawat anak, dikutip dalam surat tersebut.

"Gaza adalah tempat pertama kali saya memegang otak seorang bayi di tangan saya. Dan itu bukan satu-satunya," ungkap Dr. Mark Perlmutter, ahli bedah ortopedi dan tangan.

Para dokter ini juga menyoroti praktik pengusiran paksa oleh Israel terhadap warga Gaza yang sudah mengalami kelaparan dan sakit, setengah dari mereka adalah anak-anak, ke wilayah yang tidak memiliki air bersih maupun sanitasi yang layak.

Mereka menyebut tindakan ini sebagai sesuatu yang sangat mengejutkan. Mereka menyatakan tindakan penembakan terhadap anak-anak di Gaza yang terus terjadi sepanjang tahun, tidak mungkin terjadi secara kebetulan, atau tanpa sepengetahuan otoritas sipil dan militer Israel.

Baca Juga: 17.000 Anak, Bayi dan Balita Gaza Tewas Dibunuh Serangan Brutal Israel, 26.000 Yatim Piatu dan Cacat

Para dokter ini mendesak pemerintahan Biden untuk mendukung embargo senjata internasional terhadap Israel dan kelompok-kelompok Palestina hingga tercapainya gencatan senjata permanen dan pembebasan sandera di kedua belah pihak.

Mereka juga meminta pertemuan langsung dengan Biden dan Harris untuk membahas apa yang mereka saksikan dan alasan mengapa kebijakan AS di Timur Tengah harus segera berubah.

Dalam surat mereka, para dokter juga mengulangi tuntutan yang telah mereka ajukan dalam surat tertanggal 25 Juli 2024, termasuk pembukaan kembali perbatasan Rafah untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan seperti air dan pasokan medis ke Gaza.

"Setiap hari kita terus memasok senjata dan amunisi kepada Israel, adalah hari lain di mana wanita-wanita terluka oleh bom kita dan anak-anak dibunuh dengan peluru kita," kata mereka dalam surat tersebut.

Baca Juga: Danai Israel Serang Gaza, AS Bisa Dianggap Terlibat Kejahatan Perang dan Genosida

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Anadolu


TERBARU