> >

Biden Kutuk Serangan Iran terhadap Israel dan Menyebutnya sebagai Eskalasi

Kompas dunia | 2 Oktober 2024, 12:45 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam sebuah acara di Ruang Roosevelt, Gedung Putih di Washington, Selasa, 1 Oktober 2024. (Sumber: Foto AP/Mark Schiefelbein)

WASHINGTON, KOMPAS.TV — Pemerintah Biden mengatakan ada perbedaan signifikan antara tindakan Israel yang telah memperluas perangnya melawan kelompok militan yang didukung Iran, Hamas dan Hizbullah, dengan serangan rudal balasan Iran terhadap Israel, yang dikutuknya sebagai eskalasi.

Presiden Joe Biden memuji militer Amerika Serikat (AS) dan Israel karena mengalahkan rentetan serangan rudal Iran. Ia mengatakan, "Jangan salah, Amerika Serikat sepenuhnya, sepenuhnya mendukung Israel," katanya seperti dikutip dari The Associated Press.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut serangan rudal Iran sama sekali tidak dapat diterima, dan seluruh dunia harus mengutuknya.

Meski ada yang mengkritik bahwa Israel disebut telah memprovokasi serangan Iran, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan tetap menyatakan, "Jelas, ini adalah eskalasi signifikan oleh Iran."

Baca Juga: Biden Perintahkan Tembak Jatuh Rudal Teheran, Pantau Perang Israel vs Iran dari Gedung Putih

Hanya seminggu setelah menyerukan gencatan senjata segera antara Israel dan Hizbullah untuk menghindari kemungkinan perang habis-habisan di Timur Tengah, Washington telah mengubah pesannya saat Israel terus maju dengan serangan darat di Lebanon menyusul serangan udara besar-besaran pada Jumat di Beirut yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan Jenderal Garda Revolusi Iran Abbas Nilforushan.

Pejabat AS menekankan bahwa mereka telah berulang kali mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dan berdalih bahwa setiap perubahan dalam bahasa mereka hanya mencerminkan kondisi yang berkembang di lapangan. Dan, para pejabat AS mengatakan tujuan pemerintah tetap konsisten, yaitu untuk mencapai gencatan senjata. 

AS memuji dan membela Israel atas serangkaian serangan baru-baru ini yang menewaskan para pemimpin Hizbullah. Berbeda dengan kritik berulang-ulangnya terhadap perang Israel di Gaza yang telah menewaskan warga sipil, AS telah mengambil pendekatan berbeda terhadap serangan yang menargetkan Nasrallah dan yang lainnya, meskipun serangan itu juga membunuh orang-orang yang tidak bersalah.

Di Pentagon, Mayjen Pat Ryder menjelaskan bahwa meskipun AS masih "sangat fokus" untuk mencegah konflik yang lebih luas di Timur Tengah, ia memberi keleluasaan yang luas bagi Israel untuk terus menyerang Hizbullah demi melindungi dirinya sendiri.

"Kami memahami dan mendukung hak Israel untuk membela diri terhadap Hizbullah," kata Ryder seperti dikutip dari The Associated Press.

Baca Juga: Biden Akan Bicara dengan Netanyahu, demi Hindarkan Perang Besar Timur Tengah

Ia mengatakan AS akan berkonsultasi dengan Israel karena Israel melakukan operasi terbatas terhadap posisi Hizbullah di sepanjang perbatasan "yang dapat digunakan untuk mengancam warga Israel." Tujuannya, katanya, adalah untuk memungkinkan warga di kedua sisi perbatasan untuk kembali ke rumah mereka.

Ryder mengatakan, diskusi antara AS dan Israel yang sedang berlangsung akan difokuskan untuk memastikan adanya pemahaman tentang potensi "penyebaran misi" yang dapat menyebabkan ketegangan meningkat lebih jauh.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan pada hari Selasa bahwa penargetan Israel terhadap para pemimpin senior Hamas dan Hizbullah serta dimulainya serangan darat ke Lebanon dapat dibenarkan karena dilakukan untuk membela diri.

 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Associated Press


TERBARU