Israel Makin Liar, AS Tingkatkan Dukungan Udara dan Siaga Pasukan untuk Cegah Iran Masuk Gelanggang
Kompas dunia | 30 September 2024, 07:35 WIBWASHINGTON, KOMPAS TV — Militer AS mengumumkan pada hari Minggu 29 September 2024, bahwa mereka meningkatkan kemampuan dukungan udara di Timur Tengah dan menempatkan pasukan dalam keadaan siaga tinggi untuk dikerahkan ke kawasan tersebut, saat mereka memperingatkan Iran agar tidak memperluas konflik yang sedang berlangsung.
Pengumuman ini datang dua hari setelah Presiden Joe Biden memerintahkan Pentagon untuk menyesuaikan posisi kekuatan AS di Timur Tengah di tengah kekhawatiran yang semakin meningkat bahwa pembunuhan Israel terhadap pemimpin Hizbullah yang didukung Iran dapat memicu balasan dari Teheran.
"Amerika Serikat bertekad untuk mencegah Iran dan mitra serta proksi yang didukung Iran dari memanfaatkan situasi ini atau memperluas konflik," kata juru bicara Pentagon, Jenderal Mayor Patrick Ryder, dalam sebuah pernyataan. Dia juga memperingatkan bahwa jika Iran atau kelompok-kelompok yang didukung Teheran "menggunakan momen ini untuk menyerang personel atau kepentingan Amerika di kawasan tersebut, Amerika Serikat akan mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami."
Pernyataan Pentagon tersebut memberikan sedikit petunjuk mengenai ukuran atau ruang lingkup pengiriman udara baru, hanya menyatakan bahwa "kami akan semakin memperkuat kemampuan dukungan udara defensif kami dalam beberapa hari mendatang."
Israel dilaporkan meminta Amerika Serikat untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah Iran meluncurkan serangan sebagai respons terhadap serangan udara yang membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan seorang jenderal Korps Pengawal Revolusi Islam pada hari Jumat.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, meyakinkan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, pada hari Sabtu bahwa Washington mendukung hak Yerusalem untuk mempertahankan diri.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada situs berita Axios bahwa Washington kini akan bekerja menuju solusi diplomatik untuk mencegah invasi darat Israel ke Lebanon dan keterlibatan Iran dalam konflik yang sedang berlangsung. Ini menyusul hampir satu tahun serangan lintas batas oleh Hizbullah terhadap Israel utara.
Laporan tersebut juga membahas klaim dari pejabat AS pada hari Sabtu bahwa Israel telah meluncurkan serangan besar yang membunuh Nasrallah di pinggiran Dahiyeh, Beirut, tanpa memberi tahu Washington terlebih dahulu.
Baca Juga: Ancaman Terbaru Netanyahu: Tiada Tempat di Iran atau Timur Tengah yang Tidak Bisa Dijangkau Israel
“Nasrallah adalah orang jahat, tetapi sangat menjengkelkan bahwa Israel melakukan ini tanpa berkonsultasi dengan kami dan kemudian meminta kami untuk membersihkan situasi dengan cara mencegah Iran,” kata seorang pejabat AS yang dikutip.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Times of Israel / Straits Times