Arab Saudi Dilaporkan Eksekusi Mati 198 Orang pada 2024, Tertinggi dalam 30 Tahun Lebih
Kompas dunia | 29 September 2024, 18:00 WIBDUBAI, KOMPAS.TV – Arab Saudi dilaporkan melakukan 198 eksekusi mati pada tahun 2024, tertinggi dalam lebih dari 30 tahun.
Setelah tiga eksekusi yang diumumkan pada 28 September 2024, total eksekusi mati sepanjang 2024 kini mencapai 198, menurut perhitungan AFP.
Eksekusi mati dilaksanakan berdasarkan putusan pengadilan terhadap individu yang dihukum mati, dengan sebagian besar kasus terkait pelanggaran serius, termasuk 32 orang yang dihukum mati karena terorisme dan 52 orang karena kejahatan narkoba.
Dalam laporan Amnesty International, Arab Saudi berada di urutan ketiga setelah China dan Iran dalam jumlah eksekusi mati pada tahun 2023.
Angka 198 eksekusi mati pada tahun ini melampaui rekor sebelumnya sebanyak 196 pada 2022 dan 192 pada 1995.
Amnesty International, yang mulai mencatat angka eksekusi tahunan sejak 1990, berpendapat bahwa lonjakan ini mencerminkan tren yang mengkhawatirkan di Kerajaan Arab Saudi.
Kantor Berita Saudi secara resmi mengumumkan tiga eksekusi terbaru, merujuk pada pernyataan Kementerian Dalam Negeri.
Total 198 eksekusi mati tahun ini juga lebih tinggi dibandingkan 170 eksekusi pada 2023, berdasarkan perhitungan AFP dari laporan media resmi.
Amnesty International pada 28 September menuduh otoritas Arab Saudi melakukan “kampanye pembunuhan yang tidak henti-hentinya” setelah mereka mengonfirmasi total 198 eksekusi mati di Kerajaan Arab Saudi hingga saat ini.
Baca Juga: Iran Tangkap 12 Orang Diduga Mata-Mata Israel, Hukuman Mati Menanti
Kerajaan kaya minyak itu terus menghadapi kritik atas penggunaan hukuman mati yang dianggap berlebihan, yang bertentangan dengan upaya Arab Saudi untuk memperbaiki citra modern versi Barat di kancah internasional.
Sekretaris Jenderal Amnesty Agnes Callamard menyatakan Riyadh menunjukkan “pengabaian yang menakutkan terhadap kehidupan manusia sambil mempromosikan kampanye kosong untuk mengubah citra” negara tersebut.
Ia mendesak Arab Saudi untuk “segera memberlakukan moratorium terhadap eksekusi mati, dan memerintahkan pengadilan ulang bagi mereka yang berada dalam hukuman mati sesuai dengan standar internasional tanpa harus menggunakan hukuman mati.”
Jeed Basyouni, kepala advokasi anti-hukuman mati dari organisasi nirlaba Reprieve, mengatakan rekor baru ini menunjukkan “Arab Saudi telah menghentikan reformasi pura-pura dalam penggunaan hukuman mati.”
“Janji-janji yang dibuat dalam beberapa tahun terakhir tidak terwujud atau bahkan dibatalkan,” tambahnya.
Rekor sebelumnya sebanyak 196 eksekusi mati pada 2022 terungkap dalam surat dari komisi hak asasi manusia Arab Saudi. AFP mencatat 147 eksekusi mati pada tahun yang sama.
Meskipun angka sebelum 1990 tidak jelas, The Washington Post melaporkan bahwa 63 orang dipenggal pada 1980 setelah pengambilalihan tempat suci Islam di Mekah oleh militan.
Baca Juga: Pengadilan Irak Menjatuhkan Hukuman Mati Kepada Istri Abu Bakr al-Baghdadi, Pemimpin ISIS yang Tewas
Eksekusi mati terbesar di Arab Saudi terjadi pada Maret 2022, ketika 81 orang dieksekusi dalam satu hari.
Riyadh sebelumnya menyatakan hukuman mati diperlukan untuk “mempertahankan ketertiban umum” dan hanya dilaksanakan jika “terdakwa telah melalui semua tingkat litigasi.”
Basyouni mengatakan tekanan publik dari negara-negara Barat terhadap Arab Saudi telah “menurun secara signifikan dalam setahun terakhir,” dan kerajaan merasa “bebas untuk bertindak sesuai keinginan.”
Duaa Dhainy, peneliti di Organisasi Eropa Saudi untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Berlin, menyatakan sulit untuk mengetahui “motivasi sebenarnya” di balik peningkatan eksekusi mati ini.
Ia berpendapat eksekusi mungkin digunakan untuk mengosongkan penjara Arab Saudi atau “mengirim pesan intimidasi dan kekuatan,” baik terhadap pelanggar hukum maupun lawan politik.
Rekor baru ini muncul di tengah peningkatan tajam jumlah eksekusi mati bagi pelanggar narkoba pada 2024. Pihak kerajaan Arab Saudi mengakhiri moratorium tiga tahun terhadap eksekusi mati untuk pelanggar narkoba pada akhir 2022, dengan 19 orang dieksekusi dalam sebulan.
Pada 2022, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan penerapan hukuman mati untuk kejahatan narkoba “bertentangan dengan norma dan standar internasional,” dan menyerukan kepada otoritas Arab Saudi untuk “menghentikan pelaksanaan hukuman mati untuk kejahatan narkoba.”
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Straits Times/AFP Italy