> >

Profil Hassan Nasrallah, Pemimpin Hizbullah yang Tewas Dibunuh saat Serangan Udara Israel

Kompas dunia | 29 September 2024, 05:00 WIB
Ali Khamenei bersama Hassan Nasrallah dan Qassem Soleimani, 25 September 2019. (Sumber: Khamenei Official)

Ia dipercaya untuk memobilisasi pejuang di Lembah Bekaa.

Pada tahun 1985, Nasrallah pindah ke Beirut dan jabatannya menanjak sebagai eksekutif utama yang bertanggung jawab melaksanakan keputusan Dewan Syura Hizbullah. 

Nasrallah menjadi Sekretaris Jenderal Hizbullah pada 16 Februari 1992, menggantikan Abbas al-Musawi yang tewas dalam serangan udara Israel. 

Di bawah kepemimpinannya, Hizbullah meluncurkan serangan melawan Israel, yang berpuncak pada penarikan pasukan Israel dari Lebanon Selatan pada tahun 2000, dan mengakhiri pendudukan selama 22 tahun.

Baca Juga: Kemarahan Iran Atas Serangan Israel Ingin Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah: Kelewat Batas!

Pada 2004, Nasrallah berperan penting dalam negosiasi pertukaran tahanan dengan Israel yang menghasilkan pembebasan ratusan tahanan Lebanon dan Arab.

Peran Nasrallah dalam mengusir Israel dari Lebanon Selatan memberinya gelar pemimpin perlawanan, terutama setelah konfrontasi dengan Israel selama Perang Lebanon 2006. 

Popularitas Nasrallah sempat menurun karena dukungan Hizbullah terhadap rezim Suriah selama perang saudara yang pecah pada 2011. 

Meskipun begitu, reputasinya kembali meningkat setelah operasi “Banjir Al-Aqsa” yang diluncurkan oleh faksi-faksi Palestina.

Termasuk Hamas dan Jihad Islam terhadap permukiman Israel di dekat Gaza pada 7 Oktober 2023.

Nasrallah mendeklarasikan pembukaan front di Lebanon selatan untuk mendukung perlawanan Palestina.

Ia bersumpah dalam beberapa pidato bahwa perjuangan ini akan berlanjut hingga perang di Gaza berakhir.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Deni-Muliya

Sumber : Anadolu


TERBARU