> >

Trump Akan Bertemu Zelenskyy, Sebut Kesepakatan dengan Rusia Lebih Baik daripada Situasi Saat Ini

Kompas dunia | 27 September 2024, 13:20 WIB
Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, berpidato di Trump Tower di New York, Kamis, 26 September 2024. (Sumber: AP Photo)

"Kesepakatan apa pun, bahkan yang terburuk, akan lebih baik daripada apa yang kita miliki sekarang," kata Trump.

Baca Juga: Kamala Harris Kecam Saran Agar Zelenskyy Menyerah ke Rusia, Hantam Trump Secara Tak Langsung

"Jika mereka membuat kesepakatan buruk, itu masih lebih baik. Mereka mungkin menyerahkan sedikit wilayah, tapi semua orang akan tetap hidup, setiap bangunan akan dibangun kembali, dan setiap menara akan berdiri kokoh untuk 2.000 tahun ke depan."

Sementara Kamala Harris, Kamis, berdiri di samping Zelenskyy dan mengatakan dorongan Trump agar Ukraina segera membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang, bukanlah "proposal untuk perdamaian," tetapi "proposal untuk menyerah."

Trump dengan tegas menyatakan dia tidak mendorong Ukraina untuk menyerah.

Meskipun Trump dan Vance telah lama skeptis tentang dukungan AS untuk Ukraina, sekutu-sekutu Partai Republik lainnya justru mendukung Kiev dalam upayanya melawan invasi Rusia dan berpendapat bahwa membantu Ukraina adalah kepentingan AS.

Salah satu sekutu Ukraina yang juga pendukungTrump adalah Senator Lindsey Graham. Dalam pertemuan tertutup yang dihadiri Zelenskyy bersama para senator di Capitol Hill pada Kamis, Graham mengungkapkan dia telah berbicara dengan Trump mengenai presiden Ukraina itu, menurut seorang sumber yang akrab dengan situasi tersebut.

Graham mengatakan kepada para peserta pertemuan bahwa dia akan berbicara secara pribadi dengan Zelenskyy tentang percakapannya dengan Trump. Setelah pertemuan selesai, Graham menarik Zelenskyy untuk berbicara empat mata.

Baca Juga: Fakta Bom Berpemandu Rusia Ubrak-abrik Ukraina, Bikin Zelenskyy Panik Cari Bantuan

Capres Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, berbicara selama debat presiden dengan calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, di National Constitution Center, Selasa, 10 September 2024, di Philadelphia. (Sumber: AP Photo)

Graham dikenal dekat dengan Trump meskipun hubungan mereka kadang naik turun, dan dia sering berperan sebagai perantara dalam berbagai isu. Dia tidak memberikan komentar pada Kamis.

Trump, yang selama ini kritis terhadap bantuan AS untuk Ukraina, sering kali menyatakan Rusia tidak akan pernah menginvasi Ukraina jika dia menjadi presiden, dan dia akan mengakhiri perang jika terpilih kembali. Namun, dia jarang membahas konflik ini secara mendetail.

Zelenskyy saat ini sedang berusaha mengajukan rencana kemenangan kepada Gedung Putih, yang diharapkan mencakup permintaan untuk izin menggunakan senjata jarak jauh Barat untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia.

Sementara Ukraina telah melampaui banyak ekspektasi yang mengatakan negara itu akan jatuh ke tangan Rusia dengan cepat.

Baca Juga: AS Ngamuk Putin Bakal Legitimasi Serangan Nuklir ke Ukraina, Kutuk Upaya Ubah Doktrin Nuklir Rusia

Pasukan Ukraina yang kalah jumlah, kini menghadapi pertempuran berat melawan salah satu tentara terkuat di dunia di wilayah timur Ukraina. Ukraina telah kehilangan seperlima wilayahnya dan puluhan ribu nyawa dalam konflik ini.

Trump menyalahkan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris atas konflik ini. Dia mengatakan Biden "memicu semuanya" dengan berjanji membantu Ukraina mempertahankan diri, bukan mendorong negara itu untuk menyerahkan wilayahnya kepada Rusia.

"Biden dan Kamala membiarkan ini terjadi dengan memberi Zelenskyy uang dan amunisi seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Trump.

Yang cukup menarik, Trump tidak menyerang alasan Putin melancarkan invasi, hanya menyatakan presiden Rusia itu tidak akan memulai perang jika ia yang menjadi presiden AS. Namun, dia menambahkan, "Putin bukan malaikat."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU