Kapal Perang Jepang Lintasi Selat Taiwan, Picu Protes China
Kompas dunia | 27 September 2024, 00:25 WIBDua minggu lalu, Jerman mengirim dua kapal angkatan lautnya melalui selat tersebut untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Militer China menuduh Jerman meningkatkan risiko keamanan dengan pelayaran pada 13 September lalu, tetapi Berlin menegaskan tindakannya sesuai dengan standar internasional. Ini menjadi pertama kalinya dalam 22 tahun kapal Jerman melintasi Selat Taiwan.
Langkah-langkah ini bersifat politis dan dirancang untuk menunjukkan kepada China bahwa AS dan sekutunya tidak menerima klaim Beijing atas wilayah tersebut.
Bagi Jepang, ini merupakan langkah besar yang semakin menjauh dari kebijakan lama yang cenderung menghindari konfrontasi langsung dengan China.
Baca Juga: Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua China: Sinyal Kekuatan Nuklir untuk AS di Pasifik
Pada Kamis, Sekretaris Kabinet Jepang tidak mengonfirmasi detail operasi tersebut, namun menyatakan bahwa Jepang merasakan "krisis yang serius" setelah berulang kali terjadi pelanggaran wilayah udara oleh militer China dalam waktu singkat.
Sementara Taiwan belum memberikan komentar resmi terkait pelayaran tersebut, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan adanya peningkatan aktivitas pesawat militer China di sekitar pulau itu pada hari Rabu.
Profesor hubungan internasional dari Universitas La Trobe di Australia, Bec Strating, menyebut pelayaran Jepang ini merupakan bagian dari "pola yang lebih luas dari peningkatan kehadiran angkatan laut negara-negara di Asia maupun luar Asia yang khawatir akan klaim maritim China."
"Jepang secara khusus menghadapi taktik 'zona abu-abu' China di Laut China Timur," kata dia.
Para analis menyebut taktik "zona abu-abu" ini bertujuan untuk melemahkan musuh dalam jangka waktu yang panjang.
Pekan lalu, China mengirim kapal induk di antara dua pulau Jepang di dekat Taiwan untuk pertama kalinya.
Pada Agustus, sebuah pesawat mata-mata China memasuki wilayah udara Jepang, mendorong Tokyo untuk mengutuk insiden tersebut sebagai "sama sekali tidak dapat diterima" dan "pelanggaran serius terhadap kedaulatan."
Para pemimpin negara-negara Quad - Jepang, Australia, India, dan AS - pekan lalu sepakat untuk memperluas kerja sama keamanan maritim guna menghadapi meningkatnya agresivitas China di Laut China Selatan.
Baca Juga: Manila Tegaskan Rudal AS Tetap di Berada di Filipina Utara meski China Kesal
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : BBC