Intelijen Korea Selatan: Korea Utara Diduga Punya Cukup Uranium untuk Bikin Puluhan Senjata Nuklir
Kompas dunia | 27 September 2024, 00:00 WIBSEOUL, KOMPAS TV — Intelijen Korea Selatan mengungkap, Korea Utara diduga telah memperkaya cukup uranium untuk membangun puluhan senjata nuklir, dan terus membuat kemajuan dalam mengembangkan rudal yang lebih kuat dan akurat untuk menargetkan Korea Selatan, menurut informasi yang disampaikan Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (National Intelligence Service/NIS) kepada para anggota parlemen pada Kamis, 26 September 2024.
Sesi pengarahan tertutup oleh NIS ini dilakukan setelah Korea Utara secara tidak biasa memberikan pandangan sekilas ke dalam fasilitas rahasia yang memproduksi uranium tingkat senjata pada awal bulan ini, seperti laporan Associated Press hari Kamis, 26 September 2024.
Dalam kunjungan tersebut, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, kembali menegaskan tekadnya untuk meningkatkan secara "eksponensial" persediaan senjata nuklir negaranya, sebagaimana dilaporkan oleh Associated Press.
Badan intelijen Korea Selatan menilai bahwa pengungkapan fasilitas pengayaan uranium ini kemungkinan merupakan sinyal tantangan kepada Washington menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat.
Kim juga diyakini sedang memamerkan pencapaian militernya di dalam negeri di tengah tantangan ekonomi yang semakin parah, demikian menurut keterangan dari Lee Seong-kweun, salah satu anggota parlemen yang hadir dalam pengarahan tersebut.
Ketika ditanya mengenai kapasitas bahan bakar bom nuklir Korea Utara, NIS menyatakan Pyongyang diperkirakan punya sekitar 70 kilogram plutonium dan sejumlah uranium tingkat senjata yang tidak disebut secara rinci, tetapi cukup untuk "setidaknya puluhan senjata", ujar Lee.
Meskipun media pemerintah Korea Utara tidak menyebutkan secara spesifik lokasi fasilitas pengayaan uranium yang dikunjungi Kim pada 13 September lalu, NIS memperkirakan bahwa fasilitas tersebut kemungkinan berada di Kangson, dekat Pyongyang, ibu kota Korea Utara. Hal ini disampaikan oleh Park Sun-won, anggota parlemen lain yang juga hadir dalam pengarahan tersebut.
Baca Juga: Adik Kim Jong Un Ancam Perkuat Deterens Nuklir Korea Utara usai Kapal Selam AS Tiba di Korea Selatan
Selain kompleks nuklir utama di Yongbyon, pabrik di Kangson merupakan salah satu dari dua lokasi yang diketahui berhubungan dengan aktivitas pengayaan uranium Korea Utara.
Beberapa analis percaya bahwa Korea Utara mungkin punya situs pengayaan uranium lain yang tersembunyi.
Kunjungan Kim ke situs pengayaan uranium tersebut diikuti dengan uji coba rudal Korea Utara beberapa hari kemudian, sebagai bagian dari upaya negara itu untuk memamerkan kapabilitas militernya di tengah meningkatnya ketegangan dengan Washington dan Seoul.
Media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa uji coba peluncuran rudal pada 18 September melibatkan dua jenis rudal baru, satu di antaranya dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional berukuran "super-besar" dan yang lainnya adalah rudal jelajah "strategis", istilah yang mengindikasikan bahwa rudal tersebut dikembangkan untuk serangan nuklir.
Laporan media Korea Utara terkait uji coba ini juga mengindikasikan bahwa negara tersebut sedang meningkatkan kapabilitas senjatanya, yang dirancang untuk melakukan serangan presisi terhadap target-target di Korea Selatan. Ini sejalan dengan keterangan dari anggota parlemen yang menyampaikan informasi NIS.
Beberapa analis berspekulasi bahwa Korea Utara bisa saja meningkatkan tekanan terhadap Washington dengan melakukan uji coba nuklir menjelang pemilihan presiden AS. Namun, NIS memperkirakan bahwa Korea Utara mungkin akan menunggu hingga setelah pemilu sebelum melaksanakan uji coba nuklir.
Ada kemungkinan bahwa Korea Utara akan terlebih dahulu mencoba langkah-langkah lain, seperti uji coba rudal jarak jauh yang menargetkan daratan Amerika Serikat atau peluncuran satelit pengintai militer, kata Lee.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Associated Press