> >

Adik Kim Jong Un Ancam Perkuat Deterens Nuklir Korea Utara usai Kapal Selam AS Tiba di Korea Selatan

Kompas dunia | 24 September 2024, 20:15 WIB
Dalam foto yang dirilis pemerintah Korea Utara, Kim Yo-jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, berpidato dalam sebuah rapat nasional terkait virus corona di Pyongyang, Korea Utara, pada 10 Agustus 2022. Konten foto ini tidak dapat diverifikasi secara independen karena wartawan tidak diberikan akses untuk meliput peristiwa yang digambarkan dalam foto ini. (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

SEOUL, KOMPAS.TV  — Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menegaskan pihaknya akan terus memperkuat deterens nuklir mereka secara “berkelanjutan dan tanpa batas” sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya sebagai ancaman dari Amerika Serikat.

Pernyataan tersebut disampaikan Kim Yo Jong sehari setelah USS Vermont, kapal selam bertenaga nuklir dengan bobot 7.800 ton, memasuki pangkalan angkatan laut utama di Busan, 320 kilometer tenggara Seoul, untuk mengisi ulang persediaan dan memberikan waktu istirahat bagi awak kapalnya.

“Deterens nuklir Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) untuk menghadapi dan menahan berbagai ancaman dari luar akan terus diperkuat baik secara kualitas maupun kuantitas secara berkelanjutan dan tanpa batas, karena keamanan negara ini terus terancam oleh ancaman nuklir dan pemerasan dari AS,” kata Kim dalam pernyataan yang dimuat oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) dikutip dari Yonhap, Selasa (24/9/2024).

Kim menuduh kunjungan kapal selam itu membuktikan ambisi AS yang ingin terus mempertontonkan kekuatan nuklirnya, meningkatkan ancamannya terhadap lawan, dan “menikmati” hak istimewa hegemoniknya dengan kekuatan yang merusak. 

Meski demikian, ia menegaskan bahwa kehadiran kapal selam bertenaga nuklir semacam itu tidak akan mengubah apa pun dan bukanlah “objek ketakutan” bagi Korea Utara.

“Aset strategis AS tidak akan menemukan tempat peristirahatan di kawasan Semenanjung Korea,” ujarnya.

Baca Juga: Kim Jong-Un Tak Takut AS, Manuver Diplomatik Korea Utara Bakal Bikin Korea Selatan Terpinggirkan

Kim juga menyatakan bahwa Badan Pengintaian Dirgantara Korea Utara, sebuah badan intelijen independen yang berada langsung di bawah pimpinan tertinggi negara, mendeteksi kedatangan kapal selam tersebut dan melaporkannya. 

Meski begitu, KCNA tidak merilis foto apa pun yang mendukung klaim pengawasan tersebut.

Tahun lalu, Korea Utara berhasil menempatkan satelit mata-mata di orbit dan berencana untuk meluncurkan tiga satelit lagi pada tahun 2024. Namun, upaya peluncuran satelit berikutnya pada Mei, gagal. 

Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan, Shin Won-sik, yang saat itu menjabat sebagai menteri pertahanan, menyatakan bahwa satelit Malligyong-1 milik Korea Utara tampaknya beredar di orbit tanpa aktivitas.

Kedatangan USS Vermont di Busan dianggap sebagai upaya untuk memperkuat kerja sama pertahanan antara AS dan Korea Selatan di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

Langkah ini dinilai sebagai sinyal kuat bahwa Washington berkomitmen untuk mendukung sekutunya dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara, terutama setelah serangkaian uji coba rudal dan aktivitas militer Pyongyang yang semakin agresif. 

Baca Juga: Lagu yang Puji Kim Jong-un Ternyata Bikin Warga Korea Utara Muak, Mulai Tak Dipedulikan

 

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Yonhap


TERBARU