> >

AS Kirim Lebih Banyak Tentara ke Timur Tengah saat Gempuran Israel ke Hizbullah Makin Sengit

Kompas dunia | 24 September 2024, 08:43 WIB
Jet tempur F/A 18 Hornet meluncur diatas kapal induk Harry S. Truman. Amerika Serikat hari Selasa, 24/9/2024, mengirim sejumlah pasukan tambahan ke Timur Tengah sebagai respons atas meningkatnya kekerasan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon. (Sumber: Straits Times)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat hari Selasa, 24/9/2024, mengirim sejumlah pasukan tambahan ke Timur Tengah sebagai respons atas meningkatnya kekerasan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.

Pentagon menyatakan, langkah ini diambil untuk mencegah konflik yang meluas ke wilayah yang lebih luas, seperti laporan Associated Press hari Selasa 24 September 2024. 

Juru bicara Pentagon, Mayjen Pat Ryder, memastikan jumlah pasti pasukan tambahan serta tugas mereka tidak akan diumumkan demi alasan keamanan operasional. Saat ini, terdapat sekitar 40.000 pasukan AS di wilayah tersebut. 

Hari Senin, kapal induk USS Harry S. Truman bersama dua kapal perusak dan satu kapal penjelajah berangkat dari Norfolk, Virginia, menuju area Armada Keenam di Eropa dalam rangka penugasan yang dijadwalkan.

Keberangkatan ini membuka peluang bagi AS untuk tetap mempertahankan kehadiran dua kapal induk, USS Truman dan USS Abraham Lincoln, di kawasan tersebut guna mengantisipasi kekerasan lebih lanjut.

"Karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, dan demi kehati-hatian, kami mengirim sejumlah kecil personel militer AS tambahan untuk memperkuat pasukan kami yang sudah berada di wilayah tersebut," ujar Ryder. Namun, detail lebih lanjut terkait peran dan jumlah pasukan tidak akan diberikan.

Penambahan pasukan ini terjadi setelah serangan besar yang dilancarkan Israel terhadap Lebanon, yang telah menewaskan ratusan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Israel juga mempersiapkan operasi lebih lanjut terhadap Hizbullah.

Baca Juga: Korban Serangan Udara Israel di Lebanon Melonjak, 492 Terbunuh Termasuk 35 Anak dan 58 Perempuan

Juru bicara Pentagon Marsekal Muda Pat Ryder berbicara dalam jumpa pers di Pentagon pada hari Selasa, 17 September 2024 di Washington. (Sumber: AP Photo)

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan bahwa AS memiliki "ide konkret" untuk meredakan ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon, yang akan diajukan kepada sekutu dan mitra selama pertemuan Sidang Umum PBB pekan ini. Namun, rincian dari ide tersebut belum diungkapkan secara spesifik.

Departemen Luar Negeri juga mengeluarkan peringatan kepada warga AS di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut, mengingat risiko perang regional yang semakin meningkat. Dalam pernyataan Sabtu lalu, Departemen Luar Negeri mendesak warga AS untuk segera keluar dari Lebanon sebelum opsi penerbangan komersial tertutup.

Meski demikian, Pentagon belum mengonfirmasi apakah pasukan tambahan ini akan mendukung evakuasi warga Amerika di Lebanon jika diperlukan. 

Penempatan dua gugus tempur kapal induk di Timur Tengah merupakan langkah yang jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, seiring meningkatnya kekerasan antara Israel, Hamas, dan Hizbullah, yang didukung oleh Iran, pemerintahan Biden memerintahkan kapal-kapal induk tersebut untuk beroperasi di wilayah yang sama selama beberapa minggu.

Kapal induk Truman diperkirakan membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk mencapai Laut Mediterania, sementara kapal induk Abraham Lincoln saat ini masih berada di Teluk Arab. 

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, telah melakukan serangkaian panggilan telepon dengan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, untuk mendesak penghentian serangan dan menurunkan ketegangan di wilayah tersebut.

Baca Juga: China Perintahkan Warganya Segera Tinggalkan Israel dan Lebanon di Tengah Eskalasi Konflik

Pada hari Senin, serangan udara Israel menewaskan lebih dari 490 warga Lebanon, termasuk lebih dari 90 perempuan  dan anak-anak, menurut otoritas Lebanon. Ini merupakan serangan paling mematikan sejak perang Israel-Hizbullah tahun 2006. Israel telah memperingatkan penduduk di Lebanon selatan dan timur untuk mengungsi menjelang perluasan kampanye udara mereka.

Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad, mengungkapkan bahwa serangan udara Israel telah memaksa ribuan warga Lebanon melarikan diri dari wilayah selatan, terutama dari daerah perbatasan, menuju ke utara.

Pemerintah Lebanon telah membuka sekolah dan institusi lain untuk menampung warga sipil yang mengungsi akibat serangan ini.

Menteri Dalam Negeri Lebanon, Bassam Mawlawi, telah menginstruksikan para gubernur untuk bekerjasama penuh dalam proses evakuasi massal dari wilayah selatan negara itu.

Dalam sebuah pesan yang direkam, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mendesak warga Lebanon untuk mematuhi peringatan evakuasi Israel, dengan menyatakan, “Tolong anggap peringatan ini serius.” Netanyahu menambahkan, “Setelah operasi kami selesai, Anda bisa kembali ke rumah Anda dengan aman.”

Hizbullah telah menembakkan sekitar 9.000 roket dan drone ke Israel sejak Oktober lalu, termasuk 250 roket pada hari Senin. Militer Israel mengklaim bahwa serangan udara mereka pada hari itu menghancurkan 1.600 target Hizbullah di Lebanon, termasuk rudal jelajah, roket jarak jauh dan pendek, serta drone serangan. Militer Israel juga mengklaim bahwa Hizbullah menyimpan senjata di area pemukiman warga, yang menurut mereka menambah kompleksitas serangan udara tersebut.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU