> >

Militer Iran Larang Personel Gunakan Alat Komunikasi, Antisipasi Insiden Ledakan Pager Lebanon

Kompas dunia | 23 September 2024, 17:28 WIB
Potongan rekaman video ini menunjukkan walkie-talkie yang meledak di dalam sebuah rumah di Baalbek, Lebanon timur, Rabu, 18 September 2024. (Sumber: AP Photo )

Sebagai respons, IRGC kini menggunakan sistem komunikasi dengan enkripsi end-to-end. Sejumlah perangkat yang hancur dalam serangan ini juga telah dikirim ke Teheran untuk dianalisis oleh para ahli Iran.

Baca Juga: Israel Diduga Ledakkan Ribuan Alat Komunikasi di Lebanon, PBB: Langgar Hukum Internasional

polisi memeriksa mobil yang di dalamnya terdapat pager genggam yang meledak, Beirut, Lebanon, Selasa, 17 September 2024. (Sumber: AP Photo)

Perlindungan terhadap Fasilitas Nuklir dan Rudal

Seorang pejabat Iran lainnya mengatakan bahwa kekhawatiran utama negara tersebut saat ini adalah melindungi fasilitas nuklir dan rudal, khususnya yang berada di bawah tanah.

"Sejak tahun 2023, langkah-langkah keamanan di fasilitas-fasilitas ini telah diperketat secara signifikan," katanya, mengacu pada upaya sabotase yang diduga dilakukan Israel terhadap program rudal Iran pada tahun yang sama.

Setelah serangan terhadap alat komunikasi Hizbullah, tingkat keamanan di Iran diperketat lebih dari sebelumnya. “Langkah-langkah pengamanan sekarang jauh lebih ketat dari yang pernah ada sebelumnya,” tambahnya.

Baca Juga: Linimasa Sejarah Konflik Hizbullah dengan Israel dan Dampaknya bagi Palestina

Petugas tanggap darurat Pertahanan Sipil Lebanon membawa seorang pria yang terluka setelah pager genggamnya meledak di rumah sakit al-Zahraa di Beirut, Lebanon, Selasa, 17 September 2024. (Sumber: AP Photo/Hussein Malla)

Keterlibatan Iran di Timur Tengah

IRGC memainkan peran penting dalam politik, militer, dan ekonomi Iran, dengan hubungan erat kepada Pemimpin Tertinggi Ayatullah Ali Khamenei. Melalui pasukan luar negerinya, Pasukan Al Quds, Iran memberikan dukungan finansial, senjata, teknologi, dan pelatihan kepada kelompok-kelompok sekutu seperti Hizbullah di Lebanon, Hamas di Gaza, serta milisi di Irak dan Yaman.

Iran dan Israel telah terlibat dalam perang bayangan selama beberapa dekade, dengan saling tuduh melakukan sabotase dan pembunuhan. Konflik antara Iran dan Israel, serta antara Israel dan Hizbullah, meningkat sejak tahun 2023, seiring dengan pecahnya perang di Gaza setelah serangan Hamas terhadap wilayah selatan Israel pada 7 Oktober.

Hizbullah dan Iran juga menuduh Israel bertanggung jawab atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, serta komandan militer senior Hizbullah, Fuad Shukr, di Beirut pada bulan Juli lalu. Israel mengakui membunuh Fuad Shukr, namun tidak memberikan komentar terkait kematian Haniyeh.

Iran tidak mengakui keberadaan Israel sebagai negara dan Pemimpin Tertinggi Khamenei pernah menyebut Israel sebagai "tumor kanker" yang "pasti akan dicabut dan dihancurkan."

Ancaman Eksistensial Israel terhadap Iran

Bagi Israel, Iran dipandang sebagai ancaman eksistensial, terutama terkait tuduhan bahwa Iran secara diam-diam mengembangkan senjata nuklir, meskipun Teheran secara konsisten membantah tuduhan tersebut. 

Konflik antara kedua negara ini terus bereskalasi dengan perang proksi yang melibatkan sekutu-sekutu mereka di seluruh kawasan Timur Tengah.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times


TERBARU