> >

Presiden Kolombia Gustavo Petro Marah atas Genosida di Gaza, Twitwar Terbuka dengan Pejabat AS

Kompas dunia | 23 September 2024, 12:22 WIB
Presiden Kolombia Gustavo Petro saat berbicara di istana kepresidenan di Bogota, 15 November 2022. Petro, hari Minggu, 22 September 2024, Twitwar dengan utusan khusus AS pemantau Anti-Semitisme. (Sumber: Associated Press)

BOGOTA, KOMPAS TV - Presiden Kolombia, Gustavo Petro, hari Minggu, 22 September 2024, Twitwar dengan utusan khusus AS pemantau Anti-Semitisme dan mengutuk bungkamnya media terkait tragedi yang sedang berlangsung di Gaza. Hal ini untuk  menegaskan bahwa genosida sedang terjadi di Palestina. 

Dalam pernyataan yang disampaikan melalui akun X-nya, Petro berkata, “Siapa pun yang membela genosida ini atau tetap diam di hadapannya telah menghancurkan kondisi kemanusiaannya sendiri.”

Petro menambahkan, “Seolah-olah (menteri propaganda Nazi) Goebbels yang mengarahkan komunikasi dunia sehingga puluhan ribu jurnalis bungkam di hadapan rekan-rekan mereka yang dibunuh dan 20.000 bayi yang hancur dicabik oleh bom.”

Presiden Pietro juga mengutuk penyerangan oleh tentara Israel terhadap kantor berita Al Jazeera di Ramallah hari Minggu, di mana mereka memerintahkan penutupan kantor tersebut selama 45 hari.

Pernyataan Pietro muncul sehari setelah Duta Khusus AS urusan Anti-Semitisme, Deborah Lipstadt, mempertanyakan kritik Petro terhadap ofensif militer Israel di Jalur Gaza. 

Lipstadt mengatakan, “Retorika Presiden Gustavo Petro yang berkelanjutan menormalisasi anti-Semitisme. Kita tidak bisa menerimanya. Kita harus mengutuk narasi-narasi yang berbahaya ini.”

Menanggapi Lipstadt, Petro murka dan menyatakan, “Nyonya Duta Besar, orang Palestina adalah Semit. Merupakan anti-Semitisme untuk membunuh anak-anak dengan menjatuhkan bom di Gaza dan tidak menentangnya. Hal yang paling anti-Semitik hari ini adalah mengulangi holocaust yang dilakukan Hitler terhadap kemanusiaan, terutama terhadap rakyat Palestina.”

Baca Juga: Kolombia Bakal Buka Kedutaan Besar di Ramallah Palestina, Tantangan bagi Israel?

Petro menegaskan, “Saya bukan seorang anti-Semit. Jangan bingung dan hormati itu. Saya bukan anti-Yahudi. Saya percaya pada kebebasan beragama, dan jika saya lahir di era itu, saya akan memberikan hidup saya dalam perlawanan bersenjata melawan Nazi. Tetapi saya percaya pada kebebasan yang dihasilkan oleh hukum internasional.”

Israel meluncurkan kampanye militer yang menghancurkan di Jalur Gaza sebagai respons terhadap serangan kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang. 

Sejak itu, lebih dari 41.400 warga Palestina telah tewas, sebagian besar dari 2,3 juta populasi Gaza telah mengungsi, dan banyak yang kelaparan di tengah bencana kemanusiaan yang semakin memburuk.

Sampai saat ini, jumlah kematian di Gaza telah mencapai 41.431, dengan 95.818 orang terluka akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan setempat. 

Kementerian tersebut menyatakan, “Pasukan Israel telah membunuh 40 orang dan melukai 58 lainnya dalam tiga ‘pembantaian’ keluarga dalam 24 jam terakhir.” Banyak orang masih terjebak di bawah puing-puing dan di jalanan, sementara penyelamat tidak dapat menjangkau mereka.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Anadolu


TERBARU