> >

Hizbullah Serang Markas Tentara Israel Dekat Haifa dengan Rentetan Rudal Usai Serangan di Beirut

Kompas dunia | 22 September 2024, 12:50 WIB
Asap mengepul dari serangan udara Israel yang menghantam gunung Al-Rihan, seperti yang terlihat dari kota Marjayoun, Lebanon Selatan, Sabtu (21/9/2024). (Sumber: AP Photo)

Pemerintah Israel telah bersiap menghadapi gelombang serangan roket Hizbullah yang diperkirakan akan meningkat dengan menetapkan batas baru pada ukuran pertemuan massa dan pembatasan lainnya di wilayah utara negara itu, dekat perbatasan Lebanon.

Baca Juga: Lebanon Diteror Ledakan Pager dan Serangan Udara, Macron: Israel Seret Timur Tengah ke Ambang Perang

Petugas tanggap darurat menggunakan ekskavator untuk membersihkan puing-puing di lokasi serangan Israel pada hari Jumat di pinggiran selatan Beirut, Sabtu (21/9/2024). (Sumber: AP Photo)

Hizbullah Umumkan Belasan Anggotanya Tewas

Akil, yang menjadi target utama, telah dicari oleh Amerika Serikat (AS) selama bertahun-tahun karena diduga terlibat dalam pemboman Kedutaan Besar AS di Beirut pada tahun 1983 dan penyanderaan warga Amerika serta Jerman di Lebanon pada tahun 1980-an.

Departemen Luar Negeri AS tahun lalu menawarkan hadiah hingga $7 juta atau Rp110 miliar untuk informasi yang mengarah pada identifikasi, lokasi, penangkapan, dan/atau hukuman Akil.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, menyebut kematian Akil sebagai hasil yang baik dan mengatakan bahwa Akil memiliki darah Amerika di tangannya karena terlibat dalam serangan terhadap kedutaan AS.

"Anda tahu, 1983 mungkin sudah lama berlalu. Tetapi bagi banyak keluarga dan orang-orang, mereka masih hidup dengan peristiwa itu setiap hari," kata Sullivan.

Wahbi, komandan lainnya yang tewas, digambarkan sebagai pemimpin yang memainkan peran besar di dalam Hizbullah selama beberapa dekade dan pernah dipenjara di penjara Israel di Lebanon selatan pada tahun 1984.

Hizbullah menyebut Wahbi sebagai salah satu komandan lapangan dalam penyergapan pada tahun 1997 di Lebanon selatan yang menewaskan 12 tentara Israel.

Hizbullah mengumumkan pada malam hari bahwa 15 anggotanya telah tewas oleh pasukan Israel, tetapi tidak merinci bagaimana atau di mana mereka terbunuh. Sementara itu, juru bicara tentara Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, mengatakan pada Sabtu bahwa 16 pejuang Hizbullah tewas dalam serangan pada hari Jumat.

Baca Juga: Profil Ibrahim Aqil, Komandan Militer Hizbullah yang Tewas Dibunuh Israel

polisi memeriksa mobil yang di dalamnya terdapat pager genggam yang meledak, Beirut, Lebanon, Selasa, 17 September 2024. (Sumber: AP Photo)

Serangan Udara Israel dan Serangan Roket Hizbullah Terus Berlanjut
Israel dan Hizbullah terus saling melancarkan serangan pada Sabtu. Militer Israel mengonfirmasi sekitar 90 roket ditembakkan ke Israel utara dan Israel membalas dengan menghancurkan lebih dari 400 peluncur roket di Lebanon sepanjang hari itu.

Karena diperkirakan serangan roket Hizbullah akan meningkat, Laksamana Muda Daniel Hagari, juru bicara pertahanan Israel, mengumumkan pedoman keselamatan terbaru untuk daerah utara Haifa, termasuk pembatasan pertemuan 30 orang di ruang terbuka dan 300 orang di ruang tertutup. 

Kegiatan sekolah dan kerja tetap bisa berjalan jika warga dapat mencapai tempat perlindungan dalam waktu singkat. Namun, karena di beberapa tempat siswa dan guru tidak dapat mencapai tempat perlindungan dalam waktu yang diperlukan, kelas pada hari Minggu dibatalkan di setidaknya dua wilayah perbatasan dalam waktu satu jam setelah pengumuman tersebut.

Baca Juga: Fakta-Fakta Pager Meledak Serentak Hantam Hizbullah: Diduga Operasi Rahasia Israel

Awal pekan ini, kabinet keamanan Israel menyatakan tujuan resmi mereka adalah menghentikan serangan Hizbullah di wilayah utara negara itu, yang akan memungkinkan penduduk yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka. Israel sejak itu telah mengirim kekuatan tempur besar ke perbatasan utara.

Hizbullah menyatakan mereka akan menghentikan serangannya hanya jika gencatan senjata tercapai antara Israel dan Hamas di Gaza.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU