Israel Diduga Ledakkan Ribuan Alat Komunikasi di Lebanon, PBB: Langgar Hukum Internasional
Kompas dunia | 21 September 2024, 13:35 WIBNEW YORK, KOMPAS TV – Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Türk mengatakan menggunakan perangkat komunikasi sipil sebagai senjata dan menargetkan ribuan warga Lebanon melalui pager, radio dua arah, serta peralatan elektronik tanpa sepengetahuan mereka jelas pelanggaran hukum hak asasi manusia internasional.
Hal itu dikatakan Türk dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB hari Jumat, 20/9/2024, waktu New York, atau hari Sabtu, 21/9/2024 waktu Indonesia.
Türk menyerukan investigasi independen dan transparan atas dua serangan di Lebanon hari Selasa dan Rabu, yang membunuh 37 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya. "Mereka yang memerintahkan dan melaksanakan serangan ini harus dimintai pertanggungjawaban," ujarnya, memperlihatkan betapa kejamnya serangan ini terhadap warga sipil tak berdosa.
Lebanon dengan tegas menuduh Israel sebagai dalang di balik serangan brutal ini, yang secara sengaja menargetkan anggota Hizbullah tetapi juga menyebabkan korban di kalangan sipil, termasuk anak-anak. Hizbullah, yang sudah lama menjadi musuh Israel, telah melakukan serangan harian untuk mendukung Hamas yang juga diserang Israel sejak 7 Oktober.
Sebelum pertemuan Dewan Keamanan PBB, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, ketika ditanya oleh wartawan terkait dugaan bahwa Israel bertanggung jawab atas ledakan tersebut, dengan arogan mengelak, "Kami tidak berkomentar tentang serangan spesifik yang Anda sebutkan, tetapi saya bisa katakan bahwa kami akan melakukan apa saja untuk menargetkan teroris dan meminimalkan korban sipil," ungkapnya tanpa menunjukkan penyesalan sedikit pun atas kematian warga sipil yang tak berdosa.
Baca Juga: Komandan Militer Hizbullah Kembali Terbunuh oleh Israel, Perang Penuh Sudah di Depan Mata
Teror Israel yang Meresahkan Warga Lebanon
Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bouhabib, menuding Israel meneror seluruh penduduk Lebanon dengan menghancurkan perangkat komunikasi di jalanan, pasar, rumah, hingga toko-toko. Dengan penuh emosi, Bouhabib mengangkat sebuah foto tangan yang hancur dan berlumuran darah, seraya mengatakan kepada para duta besar dari 15 negara anggota Dewan Keamanan, "Lihatlah kebiadaban yang terjadi dalam gambar ini."
Lebih lanjut, Bouhabib menegaskan Israel tidak hanya melancarkan serangan tersebut, tetapi ada juga "pernyataan resmi" serta cuitan dari seorang penasihat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang kemudian dihapus, yang jelas-jelas memuji hasil positif dari serangan ini. Bouhabib merujuk pada cuitan yang dihapus oleh penasihat Netanyahu, Topaz Luke, yang dikabarkan meretweet sebuah postingan yang menyinggung bahwa Israel berada di balik ledakan-ledakan di Lebanon dan Suriah.
Sebaliknya, Israel, melalui perwakilannya, Danon, berusaha mengalihkan perhatian dengan menyalahkan Hizbullah dan Iran, mengklaim bahwa rakyat Lebanon “terjebak dalam cengkeraman organisasi teroris ini.” Pernyataan ini jelas-jelas mencerminkan strategi Israel untuk menutupi tindakan kejam mereka terhadap warga sipil Lebanon yang tak berdosa.
Pelanggaran Hukum Perang
Volker Türk menegaskan serangan ini tidak hanya melanggar hukum hak asasi manusia internasional tetapi juga melanggar prinsip-prinsip mendasar hukum kemanusiaan internasional dalam melakukan serangan: yaitu perbedaan antara sipil dan kombatan, proporsionalitas, dan tindakan pencegahan. Serangan ini, yang menggunakan perangkat yang tampak tidak berbahaya seperti pager dan radio, jelas merupakan jebakan mematikan yang dilarang oleh hukum internasional.
"Penggunaan perangkat komunikasi sipil sebagai senjata untuk menyebarkan teror di kalangan warga sipil adalah kejahatan perang," kata Türk. "Metode perang ini mungkin baru dan tidak biasa, tetapi hukum kemanusiaan internasional tetap berlaku dan harus ditegakkan," ujarnya dengan tegas.
Turk juga memperingatkan bahwa ledakan-ledakan ini dapat membuka kotak Pandora, di mana pemerintah dan kelompok ekstremis bisa menggunakan perangkat komunikasi untuk menargetkan dan membunuh warga sipil di mana saja, termasuk di kereta, pesawat, atau tempat umum lainnya.
Baca Juga: Pemimpin Hizbullah Murka dengan Ledakan Alat Komunikasi di Lebanon: Ini Seruan Perang
Pernyataan Tajam dari Iran dan Negara-negara Lain
Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, menegaskan bahwa "Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan mengerikan ini" dan mengatakan bahwa pemerintahnya akan mengejar pertanggungjawaban atas serangan yang juga melukai duta besar Iran untuk Lebanon, yang matanya cedera dalam ledakan pada hari Selasa.
Iravani menambahkan bahwa serangan terhadap rakyat Lebanon ini juga merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan di kawasan, dan meminta agar komunitas internasional tidak mengabaikan peran negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan Inggris, yang terus-menerus mendukung tindakan agresi Israel.
Di sisi lain, Rosemary DiCarlo, Kepala Politik PBB, memperingatkan bahwa ledakan ini, ditambah dengan lebih dari 11 bulan pertumpahan darah di Gaza dan serangan harian di perbatasan Israel-Lebanon, menimbulkan risiko besar terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan. DiCarlo mendesak semua pihak untuk menahan diri dan meminta negara-negara yang memiliki pengaruh agar segera menggunakan kekuasaannya untuk menghentikan kekerasan yang semakin tak terkendali.
Sebelumnya, juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mendesak Israel dan Hizbullah untuk segera kembali pada penghentian permusuhan yang ada sebelum serangan 7 Oktober oleh Hamas dan kampanye militer Israel yang kejam di Gaza. Ia memperingatkan bahwa "kawasan ini berada di ambang bencana" dan solusi diplomatik harus segera diupayakan dengan sungguh-sungguh.
Ledakan Walkie-Talkie: Teror yang Terus Berlanjut
Gelombang ledakan kedua dilaporkan terjadi di Beirut dan beberapa wilayah Lebanon pada hari Rabu, 18 /9/2024, kata pejabat Hizbullah dan media pemerintah. Ledakan-ledakan ini melibatkan walkie-talkie dan bahkan peralatan tenaga surya yang meledak, sehari setelah ratusan pager meledak bersamaan. Setidaknya sembilan orang tewas dan 300 lainnya terluka, kata Kementerian Kesehatan Lebanon.
Seorang pejabat Hizbullah yang berbicara kepada AP mengatakan bahwa perangkat radio dua arah yang digunakan oleh kelompok tersebut meledak. Sementara itu, agensi berita resmi Lebanon melaporkan bahwa sistem tenaga surya di rumah-rumah di beberapa wilayah Beirut dan Lebanon selatan juga meledak, melukai setidaknya seorang gadis kecil.
Ancaman Perang Total: Israel Menarik Pelatuk Senjata
Serangan yang diduga dilakukan Israel ini telah membangkitkan kembali ketakutan bahwa konflik yang terus berlangsung antara Israel dan Hizbullah dapat berujung pada perang besar. Menteri Kesehatan Lebanon juga mengungkapkan bahwa 12 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam ledakan pada hari Selasa dan lebih dari 2.800 orang terluka. Ribuan pager yang digunakan oleh anggota Hizbullah meledak di berbagai lokasi umum, seperti rumah, mobil, toko, bahkan kafe.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press