> >

Walkie-Talkie Meledak saat Pemakaman Korban Ledakan Pager di Lebanon, Sedikitnya 9 Orang Tewas

Kompas dunia | 19 September 2024, 00:08 WIB
Polisi memeriksa mobil yang di dalamnya terdapat pager genggam yang meledak, Beirut, Lebanon, Selasa, 17 September 2024. (Sumber: AP Photo)

BEIRUT, KOMPAS.TV - Sejumlah ledakan kembali mengguncang Beirut dan berbagai wilayah di Lebanon dalam gelombang ledakan perangkat elektronik, Rabu (18/9/2024).

Sehari sebelumnya, Selasa (17/9/2024), ledakan massal penyeranta atau pager menewaskan sedikitnya 12 orang termasuk anak-anak, menurut Menteri Kesehatan Lebanon.

Pada Rabu, sejumlah walkie-talkie dan peralatan bertenaga surya dilaporkan meledak bersamaan di sejumlah titik di Lebanon.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya sembilan orang tewas dan 300 lainnya terluka dalam gelombang ledakan terbaru. 

Jurnalis Associated Press yang berada di lokasi mengatakan beberapa ledakan terdengar dalam acara pemakaman tiga anggota Hizbullah dan seorang anak yang tewas akibat ledakan pager sehari sebelumnya, di Beirut.

Seorang fotografer AP di Sidon, kota pesisir di selatan Lebanon, melihat sebuah mobil dan toko ponsel rusak setelah perangkat meledak di dalamnya.

Sementara kantor berita pemerintah Lebanon melaporkan, seorang gadis terluka di wilayah selatan negara itu setelah sistem tenaga surya meledak.

Stasiun televisi Lebanon milik Hizbullah, Al Manar, melaporkan adanya serangkaian ledakan di beberapa wilayah negara itu.

Baca Juga: Pejabat AS: Israel Tanam Bahan Peledak dalam Pager Buatan Taiwan yang Dijual ke Hizbullah

Foto yang menunjukkan rumah di mana sebuah perusahaan yang diduga membuat pager atau penyeranta yang meledak secara massal di Lebanon dan Suriah, berpusat di Budapest, Hongaria, Rabu, 18 September 2024. (Sumber: AP Photo/Denes Erdos)

Beberapa sumber yang dikutip The New York Times mengatakan Israel menanamkan bahan peledak dalam pager buatan Taiwan yang meledak secara massal di Lebanon pada Selasa.

Menurut beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) dan sumber lain yang mendapat pengarahan mengenai operasi tersebut, pager-pager yang diimpor oleh Lebanon tersebut telah dimodifikasi sebelum tiba di negara tetangga Israel itu.

Menurut beberapa pejabat, penyeranta yang dipesan organisasi politik dan paramiliter Lebanon, Hizbullah, dari Gold Apollo di Taiwan, telah mengalami perubahan sebelum sampai di Lebanon. 

The New York Times melaporkan, bahan peledak seberat 28 gram hingga 56 gram, disembunyikan di samping baterai dalam setiap pager.

Sebuah sakelar juga dipasang untuk mengaktifkan bahan peledak tersebut dari jarak jauh.

Gold Apollo mengeklaim mereka tidak memproduksi pager yang digunakan dalam ledakan massal tersebut. 

Pemimpin Gold Apollo, Hsu Ching-Kuang, menyatakan penyeranta yang meledak diproduksi oleh perusahaan Eropa di Budapest, Hongaria, yang membeli hak untuk menggunakan merek Gold Apollo.

Dilansir Associated Press, pager AR-924 yang digunakan dalam serangan brutal pada Selasa, diproduksi oleh BAC Consulting KFT, yang berbasis di Budapest.

Hsu menyampaikan Gold Apollo telah memiliki perjanjian lisensi dengan BAC selama tiga tahun terakhir.

"Menurut perjanjian kerja sama, kami memberikan izin kepada BAC untuk menggunakan merek dagang kami untuk penjualan produk di wilayah yang ditentukan, namun desain dan pembuatan produk sepenuhnya menjadi tanggung jawab BAC," kata Gold Apollo dalam pernyataannya.

Baca Juga: Rusia Murka atas Serangan Pager yang Tewaskan Warga Sipil di Lebanon, Israel Masih Bungkam

 

Pager AR-924, yang diiklankan sebagai "tahan banting," mengandung baterai lithium isi ulang, menurut spesifikasi yang diiklankan di situs web Gold Apollo sebelum dihapus setelah serangan tersebut.

Bagi Hizbullah, pager-pager ini memberikan cara untuk menghindari apa yang diyakini sebagai pengawasan elektronik intensif Israel terhadap jaringan ponsel di Lebanon.

Petugas tanggap darurat Pertahanan Sipil membawa seorang pria terluka yang pager genggamnya meledak di rumah sakit al-Zahraa di Beirut, Lebanon, Selasa, 17 September 2024. (Sumber: AP Photo/Hussein Malla)

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan petugas kesehatan dan dua anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam ledakan pager pada Selasa.

Di desa Nadi Sheet di Lembah Bekaa, puluhan orang berkumpul untuk meratapi kematian salah satu anak, Fatima Abdullah, yang berusia 9 tahun.

Ibunya, mengenakan pakaian hitam dan memakai syal kuning Hizbullah, menangis bersama wanita dan anak-anak lain saat mereka berkumpul di sekitar peti mati kecil anak perempuan tersebut sebelum pemakaman.

Hizbullah mengatakan dalam pernyataannya hari ini bahwa mereka akan terus melancarkan serangan normal mereka terhadap Israel sebagai bagian dari dukungan untuk Hamas, dan warga Palestina di Gaza.

Baca Juga: Lini Masa Serangan Canggih Israel, dari Ledakan Pager hingga Operasi Rahasia

Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad mengatakan kepada jurnalis pada Rabu bahwa banyak dari korban luka mengalami luka parah di mata, dan yang lainnya harus diamputasi anggota tubuhnya. Jurnalis tidak diizinkan masuk ke ruang rawat inap atau merekam pasien.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press, The New York Times


TERBARU