> >

Beginilah Kira-kira Nasib Sean Combs atau Diddy Melihat Tuntutan yang Dia Hadapi di Pengadilan

Kompas dunia | 18 September 2024, 22:10 WIB
Dalam sketsa ruang sidang ini, Sean Combs, atau Diddy atau Puff Daddy, tengah, diapit oleh pengacara pembelanya Marc Agnifilo, kiri, dan Teny Garagos, di Pengadilan Federal Manhattan, Selasa, 17 September 2024, di New York. (Sumber: AP Photo)

NEW YORK, KOMPAS TV – Sean Combs, yang lebih dikenal dengan nama panggungnya Diddy atau Puff Daddy, merupakan salah satu figur paling berpengaruh dalam industri hip-hop. Namun, dakwaan baru-baru ini terkait perdagangan seks dan pemerasan hari Selasa (17/9/2024), atau Rabu (18/9/2024) waktu Indonesia, semakin mengubur warisan musiknya. 

Bagi sebagian orang, tuduhan ini mungkin akan mengubah cara mereka melihat dan mendengarkan musiknya.

Tuduhan yang diajukan terhadap Diddy, yang merinci tindakan kejahatan sejak tahun 2008, menuduhnya telah melakukan pelecehan, ancaman, dan paksaan terhadap perempuan selama bertahun-tahun "untuk memenuhi keinginannya, melindungi reputasinya, dan menutupi perilakunya."

Beberapa ahli meyakini tingkat keparahan tuduhan ini dapat merusak karier dan warisan musik Diddy ke depannya, seperti dilaporkan Associated Press pada Rabu (18/9/2024).

Baca Juga: Sean Diddy Combs Jalani Sidang, Dituduh Memimpin Jaringan Kejahatan Seksual dan Perdagangan Manusia

Sean Combs atau Diddy, atau Puff Daddy, berpartisipasi dalam panel The Four selama Tur Pers Musim Dingin Asosiasi Kritikus Televisi FOX di Pasadena, California, 4 Januari 2018. (Sumber: AP Photo)

Dampak pada Warisan Musik Diddy

Peter A. Berry, seorang jurnalis musik yang berkontribusi pada XXL dan Complex, berpendapat bahwa masa depan Diddy sebagai ikon musik semakin gelap.

"Peluang untuk dilihat hanya dari segi musik saja, dan itu menjadi bagian penting dari warisannya, hampir hilang," ujar Berry. "Saya tidak yakin sekarang Anda bisa memutar lagu 'Mo Money, Mo Problems' di pesta BBQ dengan pandangan yang sama seperti dulu."

Berry bahkan menghubungkan situasi Diddy dengan skandal selebriti lainnya. "Dia telah berubah dari sosok legendaris industri musik menjadi, secara tidak langsung, Bill Cosby-nya dunia hip-hop."

Berry juga menilai bahwa kasus ini merupakan bagian dari gelombang pertanggungjawaban di dunia rap, termasuk tuduhan terhadap Russell Simmons dan vonis 30 tahun penjara terhadap penyanyi R&B R. Kelly atas kasus pelecehan seksual.

Namun, tidak semua ahli setuju dengan pandangan ini. Sowmya Krishnamurthy, seorang jurnalis musik dan penulis "Fashion Killa: How Hip-Hop Revolutionized High Fashion," menyoroti kemungkinan adanya pemisahan antara pribadi dan karya.

"Sangat sering muncul pertanyaan: Apakah penggemar dapat memisahkan orang dari karyanya? Mampukah kita menghargai kontribusi musik yang baik dari seorang seniman terlepas dari masalah pribadi atau hukum yang mereka hadapi?" kata Krishnamurthy.

Menurutnya, beberapa penggemar masih akan mendengarkan karya Diddy. "Kita mungkin masih mendengar musik Diddy diputar di mana-mana, dari lagu-lagu yang ia buat hingga yang ia produseri," ujarnya. Namun, ia menambahkan, dampaknya akan lebih terasa di industri hiburan.

"Kita tidak akan melihat musiknya digunakan dalam film, acara TV, atau iklan. Di situlah efek nyata akan terasa," jelas Krishnamurthy.

Meskipun begitu, ia memprediksi bahwa platform streaming masih akan terus menayangkan musik Diddy selama ada yang mendengarkannya. "Selama orang masih melakukan streaming, menonton video musik, dan mendukung di belakang layar, banyak perusahaan yang tidak akan masalah diam-diam mengambil untung."

Baca Juga: Penyanyi Rap Puff Daddy Ditangkap di New York, Dituduh Lakukan Serangkaian Kekerasan Seksual

Sean Combs atau dikenal juga dengan nama Puff Daddy atau P. Diddy, ditangkap di New York, Amerika Serikat, Senin (16/9/2024). (Sumber: The Associated Press.)

Karier yang Meluas Melebihi Musik

Diddy dikenal bukan hanya sebagai musisi, tapi juga sebagai eksekutif musik, produser, dan pengusaha dengan berbagai lini bisnis, termasuk Bad Boy Records yang ia dirikan pada tahun 1993, lini fashion Sean John, serta saluran televisi Revolt TV. 

Dia juga pernah menjadi produser dalam acara realitas MTV seperti "Making the Band" dan "Making His Band" pada 2000-an, di mana ia meluncurkan karier grup seperti Danity Kane.

A.D. Carson, seorang profesor hip-hop di University of Virginia, menyoroti bahwa banyak perusahaan mungkin akan tetap menghasilkan keuntungan dari karya-karya Diddy yang masih mengudara, seperti acara-acara lama di MTV. "Tidak ada perusahaan yang mau berhenti menghasilkan uang secara sukarela."

Carson juga berpendapat bahwa orang yang masih mendengarkan musik Diddy di tahun 2024 tidak akan mudah dipengaruhi oleh dakwaan ini, serupa dengan mereka yang masih mendengarkan R. Kelly meski skandal hukumnya telah lama terungkap.

Diddy tidak secara konsisten merilis musik solo selama dua dekade terakhir, yang menurut Carson, mungkin memudahkan orang untuk berhenti mendengarkan karyanya. "Tempat termudah untuk melakukan boikot adalah tempat yang tidak pernah Anda dukung sejak awal."

Sejak tahun 2007, Diddy tidak lagi memiliki hit besar, dengan lagu "Last Night" yang menampilkan Keisha Cole sebagai single terakhirnya yang mencapai Top 10. 

Meski demikian, kontribusi dan pengaruhnya di dunia musik terus dirayakan. Pada tahun 2022, Diddy menerima penghargaan Lifetime Achievement Award di BET Awards, dan tahun lalu ia merilis album kelima, "The Love Album: Off the Grid."

Album ini dinominasikan untuk Best Progressive R&B Album di Grammy Awards, namun Diddy tidak menghadiri acara tersebut.

Baca Juga: Polisi Rumania Sita Mobil Mewah dari Andrew Tate, Influencer yang Didakwa TPPO dan Pornografi Anak

Jaksa AS Damian Williams berbicara tentang tuduhan perdagangan seks dan pemerasan federal terhadap Sean Diddy Combs dalam konferensi pers, Selasa, 17 September 2024, di New York. (Sumber: AP Photo)

Tuntutan Hukum dan Dampak Sosial

Masalah hukum yang dihadapi Diddy dimulai pada November 2023, ketika penyanyi Cassie Ventura mengajukan tuntutan atas dugaan pelecehan seksual selama bertahun-tahun, termasuk pemerkosaan. 

Undang-undang "Adult Survivors Act" di negara bagian New York yang mulai berlaku pada 2022 memungkinkan korban untuk mengajukan tuntutan meski waktu kadaluarsa sudah lewat.

Pada Juni 2024, muncul rekaman video yang memperlihatkan Diddy menyerang Cassie di lorong hotel di Los Angeles pada tahun 2016, memicu kemarahan publik. 

Sebagai dampak dari video tersebut, Howard University memutuskan hubungan dengan Diddy, mencabut gelar kehormatan yang pernah dianugerahkan kepadanya dan membubarkan program beasiswa atas namanya.

Bahkan, Diddy mengembalikan kunci kota New York setelah Walikota Eric Adams meminta hal tersebut. Selain itu, Billboard melaporkan bahwa acara realitas di Hulu yang direncanakan untuk mengikuti kehidupan Diddy dan keluarganya dibatalkan.

Apakah ini berarti akhir dari karier Diddy?

"Saya kira beberapa penghargaan, seperti penghargaan industri, bisa saja dicabut," ujar Krishnamurthy. "Namun, siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Seiring berjalannya waktu, kadang-kadang orang bisa memisahkan diri dari hal-hal negatif dan lebih fokus pada musik serta momen-momen menyenangkan."

Namun, Berry lebih pesimistis. "Saya pikir Diddy pada dasarnya telah dibatalkan. Saya tidak melihat dia akan melakukan comeback," katanya. "Musiknya terlalu bagus untuk diabaikan, tetapi banyak orang akan melihatnya dengan pandangan sinis."

Tanggung Jawab dalam Industri Musik

Carson berharap kasus Diddy tidak dijadikan alasan untuk menjelekkan seluruh genre hip-hop. "Ini bukan masalah yang unik bagi hip-hop," ujarnya.

Sebagai penutup, Carson menegaskan bahwa perhatian seharusnya lebih diarahkan pada korban. "Yang lebih bertanggung jawab untuk ditanyakan adalah: Bagaimana bentuk reparasi bagi orang-orang yang dirugikan?"

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU