Rusia Umumkan Siap Kembali Gelar Uji Coba Senjata Nuklir Kapan Saja, Tunggu Komando Putin
Kompas dunia | 18 September 2024, 19:52 WIBMOSKOW, KOMPAS TV - Rusia hari Rabu (18/9/2024), mengumumkan kesiapan penuh untuk menggelar kembali uji coba senjata nuklir, kapan saja jika diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin.
Kepala Pusat Pengujian Nuklir Rusia di Novaya Zemlya, Laksamana Muda Andrey Sinitsyn, mengatakan kepada media bahwa situs uji coba tersebut siap melaksanakan pengujian senjata nuklir pada momen apapun. Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Barat.
Sinitsyn menyampaikan bahwa seluruh fasilitas dan personel yang dibutuhkan sudah siap. "Jika ada perintah, kami dapat memulai uji coba kapan saja. Tugas utama kami adalah memastikan semua target negara terpenuhi," ungkapnya dalam sebuah wawancara dengan media "Rossiyskaya Gazeta" yang bertepatan dengan 70 tahun pembentukan pusat pengujian nuklir tersebut.
Rusia terakhir kali melakukan uji coba nuklir pada tahun 1990, saat masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
Namun, di tengah peningkatan konflik dengan negara-negara Barat, wacana untuk melanjutkan uji coba nuklir semakin sering terdengar.
Kepala Pusat Penelitian Nasional Kurchatov Institute, Mikhail Kovalchuk, mengatakan bahwa satu kali uji coba di Novaya Zemlya akan "mengembalikan segala sesuatu ke tempatnya" dalam hubungan internasional dengan Barat.
Namun, Kovalchuk menegaskan bahwa saat ini belum ada kebutuhan mendesak untuk melakukan uji coba fisik, mengingat simulasi komputer sudah dapat dilakukan untuk memodelkan ledakan nuklir.
Sementara itu, Presiden Putin pada Februari 2023 mengatakan bahwa Rusia mengetahui dengan baik rencana AS terkait uji coba nuklir.
Baca Juga: Putin Terus Ancam Perang Terbuka dengan Barat dan Kiev Lewat Uji Coba Nuklir atau Serangan Langsung
Putin menyebut bahwa beberapa jenis senjata nuklir AS sudah mendekati batas usia penggunaan, dan ada perbincangan di Washington tentang kemungkinan uji coba langsung.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kommersant / TASS