> >

Fakta-Fakta Pager Meledak Serentak Hantam Hizbullah: Diduga Operasi Rahasia Israel

Kompas dunia | 18 September 2024, 11:06 WIB
Polisi memeriksa mobil yang di dalamnya terdapat pager genggam yang meledak, Beirut, Lebanon, Selasa, 17 September 2024. (Sumber: AP Photo)

Menurut Carlos Perez, direktur keamanan di TrustedSec, “baterai penyeranta saat itu mungkin setengahnya merupakan bahan peledak.” 

Seorang mantan perwira penjinak bom Angkatan Darat Inggris menjelaskan bahwa perangkat peledak memiliki lima komponen utama: wadah, baterai, pemicu, detonator, dan bahan peledak. "Penyeranta sudah memiliki tiga dari komponen tersebut," katanya. "Yang perlu ditambahkan hanya detonator dan bahan peledaknya."

Rekaman CCTV yang beredar di media sosial menunjukkan salah satu penyeranta meledak di pinggang seorang pria di pasar Lebanon. 

Dua ahli persenjataan memberikan pendapat bahwa ukuran ledakan tersebut memang tampak sesuai dengan teori peledak kecil. 

“Dari video tersebut, ukuran ledakannya mirip dengan detonator listrik yang mungkin disertai bahan peledak kecil,” kata Sean Moorhouse, mantan perwira Angkatan Darat Inggris.

Moorhouse menegaskan bahwa serangan ini melibatkan aktor negara, dengan Mossad, badan intelijen Israel, sebagai tersangka utama yang memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan ini.

N.R. Jenzen-Jones, seorang ahli senjata yang merupakan direktur Armament Research Services, menyebutkan bahwa Israel sebelumnya dituduh melakukan operasi serupa. Tahun lalu, Iran menuduh Israel mencoba menyabotase program misil balistik mereka dengan memasukkan suku cadang asing yang bisa meledak dan merusak senjata sebelum digunakan.

Baca Juga: Netanyahu Dilaporkan Ingin Pecat Menhan Yoav Gallant di Tengah Ketegangan dengan Hizbullah

Petugas tanggap darurat Pertahanan Sipil membawa seorang pria yang terluka setelah pager genggamnya meledak, di kota pelabuhan selatan Sidon, Lebanon, Selasa, 17 September 2024. (Sumber: AP Photo)

Seberapa Lama Operasi Ini Direncanakan?

Untuk melakukan serangan dengan skala sebesar ini dibutuhkan waktu yang tidak singkat. Walaupun detailnya belum sepenuhnya terungkap, para ahli yang diwawancarai oleh AP memperkirakan perencanaan operasi ini memakan waktu beberapa bulan hingga dua tahun.

Menurut Reese, kecanggihan serangan ini menunjukkan bahwa pelakunya telah mengumpulkan informasi intelijen dalam waktu yang lama. 

Serangan sebesar ini membutuhkan akses fisik ke penyeranta sebelum dijual, pengembangan teknologi untuk ditanamkan di dalam perangkat, serta konfirmasi bahwa target membawa penyeranta tersebut.

Elijah J. Magnier, analis politik senior, mengungkapkan bahwa penyeranta ini sudah diperoleh lebih dari enam bulan yang lalu, dan selama itu berfungsi dengan baik. Ia juga menyebutkan bahwa ledakan tersebut mungkin dipicu oleh pesan kesalahan yang dikirim secara bersamaan ke semua penyeranta.

Magnier menyebutkan bahwa banyak penyeranta tidak meledak, sehingga Hizbullah bisa memeriksanya. Mereka menemukan bahwa antara 3 hingga 5 gram bahan peledak berkekuatan tinggi disembunyikan di dalam rangkaian elektronik penyeranta tersebut.

Jenzen-Jones menambahkan, "Operasi besar seperti ini juga menimbulkan pertanyaan soal target." Dia menyoroti jumlah korban yang signifikan dan dampak besar serangan tersebut. “Bagaimana bisa memastikan anak dari target tidak bermain dengan penyeranta saat ledakan terjadi?” ujarnya.

Hizbullah telah mengonfirmasi bahwa dua anggotanya tewas dalam serangan ini, salah satunya adalah putra seorang anggota parlemen Hizbullah. Hizbullah kemudian mengumumkan enam anggotanya lainnya juga tewas, meskipun tanpa rincian lebih lanjut.

"Kami menuntut Israel bertanggung jawab penuh atas agresi kriminal ini yang juga menargetkan warga sipil," kata Hizbullah, menambahkan bahwa Israel "pasti akan mendapatkan balasannya."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU