Pertempuran Diprediksi Akan Meluas, Israel: Kini Tujuan Perang untuk Hentikan Serangan Hizbullah
Kompas dunia | 17 September 2024, 21:01 WIBSedangkan Amerika Serikat (AS) telah mendesak Israel untuk menahan diri, bahkan saat mereka mempercepat bantuan militer ke Israel.
AS memperingatkan sekutu dekatnya itu bahwa perang yang lebih luas tidak akan mencapai tujuannya.
Sementara itu, media Israel melaporkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang mempertimbangkan untuk memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan menggantinya dengan seorang politisi yang dianggap jauh lebih agresif.
Pergantian itu akan menjadi perombakan kepemimpinan terbesar di Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang di Gaza.
Utusan AS Amos Hochstein, yang telah melakukan beberapa kunjungan ke Lebanon dan Israel untuk mencoba meredakan ketegangan.
Ia juga telah bertemu dengan Netanyahu pada hari Senin. Hochstein mengatakan kepada perdana menteri bahwa mengintensifkan konflik dengan Hizbullah tidak akan membantu mencapai tujuan untuk mengembalikan warga Israel ke rumah mereka.
Baca Juga: Hamas Kecam Israel karena Rekrut Pencari Suaka Afrika untuk Berperang
Hochstein mengatakan, Netanyahu berisiko memicu konflik regional yang luas dan berlarut-larut jika ia melanjutkan perang skala penuh di Lebanon.
Ia pun mengatakan, pemerintahan Biden tetap berkomitmen untuk menemukan solusi diplomatik, bersamaan dengan upaya gencatan senjata di Gaza.
Meskipun telah ada tantangan dari AS untuk memperluas konflik, namun tampaknya Israel tetap pada pendiriannya.
Netanyahu mengatakan, ia menghargai dan menghormati pendapat AS, namun Israel akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga keamanannya.
Menteri Pertahanan Gallant mengatakan, fokus konflik bergeser dari Gaza ke Israel utara.
Dia mengatakan kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin minggu ini, waktu hampir habis untuk mencapai kesepakatan dengan Hizbullah. Ia mengatakan bahwa "lintasan sudah jelas."
Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya
Sumber : The Associated Press