> >

Italia Kerahkan Tentara Menjaga Rumah Sakit Usai Marak Serangan Fisik atas Dokter dan Perawat

Kompas dunia | 16 September 2024, 08:17 WIB
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI resmi meluncurkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) berbasis rumah sakit, dengan Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama (RSP-PU). (Sumber: Kompas.com/Thinkstockphotos.com)

ROMA, KOMPAS TV – Mulai hari Senin (16/9/2024), tentara Italia akan menjaga rumah sakit di wilayah Calabria, Italia selatan, setelah terjadi gelombang serangan kekerasan terhadap dokter dan perawat oleh pasien serta keluarganya di seluruh negeri.

Prefek (pegawai pemerintah jabatan tinggi di Italia) Paolo Giovanni Grieco menyetujui rencana untuk menambah pengamanan oleh tentara di sejumlah titik sensitif di kota Vibo Valentia, termasuk rumah sakit, sebagaimana dilaporkan media lokal.

Serangan terhadap tenaga kesehatan paling sering terjadi di Italia selatan. Serikat dokter nasional pun meminta agar militer dikerahkan untuk melindungi tenaga medis.

Insiden yang memicu peningkatan keamanan terjadi awal September di rumah sakit Policlinico, Foggia, Italia selatan. Sekitar 50 anggota keluarga dan teman wanita berusia 23 tahun yang meninggal saat operasi darurat menyerang staf rumah sakit karena marah dan sedih.

Rekaman video yang beredar di media sosial memperlihatkan para dokter dan perawat yang bersembunyi di sebuah ruangan untuk menyelamatkan diri. Beberapa dari mereka dipukul hingga terluka.

Direktur rumah sakit mengancam akan menutup ruang gawat darurat setelah melaporkan tiga serangan serupa dalam waktu kurang dari seminggu.

Baca Juga: Jumlah Penduduk di Italia akan Menurun Drastis, Jumlah Lansia Meningkat Tajam

Ilustrasi dokter dan perawat. Selama 2023, lebih dari 16.000 kasus serangan fisik dan verbal terhadap dokter dan perawat tercatat di Italia. Dokter dan perawat telah mendesak agar tindakan serius segera dilakukan. (Sumber: Kemenkes/Freepik)

Selama 2023, lebih dari 16.000 kasus serangan fisik dan verbal terhadap dokter dan perawat tercatat di Italia. Dokter dan perawat telah mendesak agar tindakan serius segera dilakukan.

“Kita belum pernah menghadapi agresi seperti ini dalam 10 tahun terakhir,” kata Antonio De Palma, presiden serikat Nursing Up. “Kini, menempatkan militer di rumah sakit bukan lagi hal yang mengada-ada. Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” lanjutnya.

Federasi Masyarakat Medis-Ilmiah Italia (FISM) juga mengusulkan hukuman lebih tegas bagi pelaku kekerasan, termasuk menangguhkan akses layanan kesehatan gratis selama tiga tahun bagi mereka yang menyerang tenaga medis atau merusak fasilitas rumah sakit.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU