> >

NATO Resmi Bentuk dan Siagakan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat Berkekuatan 500.000 Tentara

Kompas dunia | 15 September 2024, 19:00 WIB
Pertemuan panglima militer anggota NATO di Praha, Sabtu (14/9/2024). Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) punya kekuatan personel militer hingga 500 ribu tentara. Difungsikan untuk Pasukan Pemukul Reaksi Cepat. (Sumber: Anadolu)

PRAGUE, KOMPAS TV – Perubahan struktur dan latihan NATO selama setahun terakhir menandakan era baru dalam pertahanan kolektif.

Ketua Komite Militer NATO, Laksamana Rob Bauer, Sabtu (14/9/2024), usai pertemuan panglima militer anggota NATO menyatakan aliansi kini lebih kuat dan lebih siap dari sebelumnya.

Bauer mengungkapkan, aliansi militer ini telah membuat kemajuan besar dengan menyiagakan 500.000 pasukan melalui pembentukan NATO Allied Reaction Force ARF atau Pasukan Pemukul Reaksi Cepat.

Selain itu, NATO juga memperbarui struktur komandonya dan menggelar latihan pertahanan kolektif terbesar sejak Perang Dingin, yakni Steadfast Defender, yang melibatkan lebih dari 90.000 pasukan di Jerman, Polandia, dan negara-negara Baltik selama setahun terakhir.

"Ini menunjukkan era baru pertahanan kolektif telah tiba, dan NATO kini lebih kuat serta siap menghadapi tantangan. Namun, tanggung jawab atas kebebasan tidak hanya berada di pundak mereka yang berseragam," ujar Bauer dalam konferensi pers bersama Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ceko, Letnan Jenderal Karel Rehka, di Praha.

Bauer menambahkan dalam konferensi Komite Militer di Praha, para pemimpin militer juga membahas pentingnya ketahanan sosial yang kuat sebagai bagian dari pencegahan.

"Ini membutuhkan pendekatan menyeluruh dari masyarakat, dengan peran penting sektor swasta, tidak hanya industri pertahanan kita tetapi juga seluruh ekonomi. Kita harus menyadari bahwa perdamaian bukan lagi sesuatu yang pasti. Perusahaan swasta juga memiliki peran dalam pencegahan dan pertahanan, karena meski militer yang memenangkan pertempuran, ekonomi yang memenangkan perang," tambahnya.

Bauer menekankan perang adalah peristiwa sosial menyeluruh, yang terlihat jelas dalam konflik di Ukraina.

Baca Juga: Doktrin Rusia Hanya Bolehkan Rusia Balas Serangan Nuklir, Tokoh Ini Desak Putin Ubah agar NATO Takut

Presiden Rusia Vladimir Putin meningatkan perang terbuka dengan NATO bila Kiev dapat izin gunakan rudal jarak jauh, Kamis (12/9/2024).. (Sumber: EPA-EFE / Straits Times)

Ia juga berjanji NATO akan meningkatkan perannya dalam mendukung Ukraina, menandakan komitmen jangka panjang NATO dan langkah menuju pengibaran bendera Ukraina di markas besar NATO.

"NATO akan mengambil peran koordinasi yang lebih besar dalam dukungan untuk Ukraina. Ini merupakan investasi dalam masa depan kolektif kita, memastikan dukungan jangka panjang bagi Ukraina, dan langkah lebih dekat untuk melihat bendera Ukraina berkibar di depan markas NATO," ujar Bauer.

Lebih lanjut, NATO tengah bekerja keras meluncurkan program bantuan keamanan dan pelatihan baru untuk Ukraina, termasuk pusat komando di Jerman dan pusat logistik di Eropa Timur, yang didukung oleh sekitar 700 personel.

Baca Juga: Petinggi NATO: Perang Rusia-Ukraina Ancam Tatanan Dunia

Dalam Konferensi Komite Militer, Bauer menyoroti dua tugas besar yang harus dilakukan NATO secara bersamaan, yakni memperkuat pertahanan dan pencegahan aliansi sambil terus meningkatkan dukungan untuk Ukraina.

"Tidak ada senjata yang lebih kuat daripada persatuan aliansi," tegasnya, seraya menambahkan bahwa pertemuan tersebut mengirimkan pesan bahwa NATO terus bekerja tanpa lelah untuk melindungi cara hidup, nilai-nilai, dan keamanan.

“Untuk itu, kita harus memperkuat pencegahan. Kesiapan menjaga perdamaian. Kesiapan mencegah konflik,” pungkas Bauer.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Anadolu


TERBARU