> >

Media China Sebut Indonesia Kesulitan Pertahankan Perbatasan Maritim di Laut China Selatan

Kompas dunia | 15 September 2024, 11:56 WIB
Sebuah kapal perang Angkatan Laut China terlihat di perairan yang diperebutkan di Laut China Selatan, Rabu, 4 Oktober 2023. (Sumber: AP Photo/Joeal Calupitan)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Media China menyebut Indonesia kesulitan mempertahankan perbatasan maritimnya di Laut China Selatan.

Hal itu diungkapkan South China Morning Post, Sabtu (14/9/2024), terkait insiden perselisihan antara penjaga pantai Indonesia dan kapal-kapal penangkap ikan China.

Media yang berpusat di Hong Kong tersebut melansir, pada Selasa (10/9/2024), Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) mengatakan melihat lima kapal penangkap ikan berbendera China berada di sekitar perairan yang terletak 40,7 km sebelah utara Tanjung Berakit, Kepulauan Riau.

Baca Juga: Waduh, Jenderal China Bertekad Hancurkan Setiap Campur Tangan Asing di Laut China Selatan

Tempat itu merupakan titik acuan utama untuk menentukan batas-batas wilayah Indonesia di Laut China Selatan, berdasarkan hukum maritim internasonal.

“Perselisihan baru-baru ini antara penjaga pantai Indonesia dan kapal-kapal penangkap ikan China menggarisbawahi kesulitan Jakarta untuk mempertahankan perbatasan maritimnya,” tulis South China Morning Post.

Mereka menambahkan, adanya serangan berulang meningkatkan kekhawatiran tentang kemampuan Indonesia menjaga perairannya di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan.

South China Morning Post mengutip pernyataan pengamat senior dari Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) Imam Prakowo, yang mengatakan kejadian tersebut berkemungkinan besar bukan hanya terjadi sekali.

“Berbagai kapal berlabuh tanpa izin, dan hal itu menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh Provinsi Kepulauan Riau, termasuk sekitar kawasan Tanjung Berakit,” ujar Imam.

“Tak ada itikad baik dari kapal-kapal penangkap ikan China saat berada di wilayah teritorial negara lain. Pantas saja Bakamla mencegat mereka,” tambahnya.

Menurut Imam, hal yang biasa jika kapal-kapal berlabuh di perairan dekat Batam sebelum menuju Selat Singapura dan masuk ke negara itu.

"Namun, kapal-kapal tersebut harus mengabari otoritas Indonesia, dan membayar biayanya," ujarnya.

South China Morning Post mengungkapkan penampakan kapal-kapal penangkap ikan China sering dilaporkan di Laut Natuna Utara, bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di utara Kepulauan Riau.

Menurut media itu, perairan tersebut berada dalam wilayah sembilan garis putus-putus Beijing, area yang diklaim milik China di Laut China Selatan.

Indonesia bukan pihak yang mengeklaim wilayah perairan yang disengketakan tersebut.

Baca Juga: Prabowo Temui Presiden Vietnam Bahas Kemitraan Strategis sekaligus Undang Datang ke Pelantikan

Namun, serangan kapal-kapal China di masa lalu telah menciptakan ketegangan dalam hubungan baik Beijing-Jakarta.

Pada Januari 2023, China mengirim kapal penjaga pantai terbesarnya untuk berpatroli di Laut Natuna.

Para ahli menilai hal itu dimaksudkan mengirim sinyal kepada Indonesia dan Vietnam, saat kedua negara menyelesaikan negosiasi 12 tahun untuk membatasi ZEE mereka yang tumpang tindih di Laut China Selatan.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : South China Morning Post


TERBARU