> >

Korban Jiwa Akibat Topan Yagi di Vietnam Meningkat Menjadi 233 Orang

Kompas dunia | 13 September 2024, 20:22 WIB
Petugas penyelamat mencari korban hilang setelah banjir bandang mengubur sebuah dusun dengan lumpur dan puing-puing setelah Topan Yagi di provinsi Lao Cai, Vietnam, Kamis, 12 September 2024. (Sumber: Duong Van Giang/VNA via AP)

"Ini bencana," ujarnya kepada VTV dikutip dari The Associated Press. "Ini nasib yang harus kami terima."

Di Provinsi Cao Bang, yang berbatasan dengan China, sebanyak 21 jasad telah ditemukan hingga Jumat, empat hari setelah tanah longsor mendorong sebuah bus, mobil, dan beberapa sepeda motor ke dalam sungai kecil yang airnya meluap akibat banjir. Sepuluh orang lainnya masih hilang.

Para ahli memperingatkan badai seperti Topan Yagi semakin kuat akibat perubahan iklim.

Suhu air laut yang lebih hangat memberikan lebih banyak energi bagi badai, menyebabkan angin yang lebih kencang dan curah hujan yang lebih tinggi.

Dampak dari Topan Yagi, yang disebut sebagai yang terkuat dalam beberapa dekade terakhir, juga dirasakan di negara-negara tetangga seperti Thailand, Laos, dan Myanmar. 

Di Thailand, 10 orang dilaporkan tewas akibat banjir dan tanah longsor.

Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengunjungi penduduk yang terkena dampak di kota perbatasan Mae Sai pada Jumat.

Sementara itu, bantuan internasional mulai mengalir ke Vietnam pasca-badai.

Australia telah menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar 2 juta dolar Australia, sedangkan Korea Selatan berjanji akan memberikan bantuan senilai 2 juta dolar AS.

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Hanoi pada Jumat mengumumkan akan memberikan bantuan sebesar 1 juta dolar AS melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

"Bantuan dari USAID akan terus dipantau oleh para ahli bencana untuk memastikan bantuan segera sampai kepada mereka yang membutuhkan," kata perwakilan kedutaan AS dalam pernyataan resminya.

Selain dampak kemanusiaan, topan dan hujan deras yang menyertainya juga merusak berbagai pabrik di provinsi-provinsi utara Vietnam, termasuk di Haiphong, pusat industri yang menjadi rumah bagi perusahaan mobil listrik VinFast dan beberapa pemasok komponen Apple. 

Kerusakan ini diperkirakan akan mengganggu rantai pasokan global, menurut laporan dari Center for Strategic and International Studies (CSIS).

“Meskipun 95 persen bisnis di Haiphong diperkirakan akan kembali beroperasi pada 10 September, upaya perbaikan kemungkinan akan mengurangi produktivitas dalam beberapa minggu dan bulan mendatang,” tulis CSIS. 

Baca Juga: Topan Yagi Sebabkan Banjir dan Tanah Longsor di Vietnam, Korban Tewas Capai 199 Orang

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU