> >

Pemimpin AS dan Inggris Bertemu untuk Bahas Perang Rusia-Ukraina

Kompas dunia | 13 September 2024, 15:11 WIB
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer (tengah) menemui wartawan dalam perjalanan pesawat yang membawanya menuju Washington DC, Amerika Serikat, Kamis (12/9/2024). (Sumber: Stefan Rousseau/Pool via AP)

WASHINGTON, KOMPAS.TV — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dijadwalkan bertemu pada Jumat (13/9/2024) di Washington, DC untuk membahas penggunaan senjata yang disediakan AS dan Inggris kepada Ukraina. 

Para pejabat Ukraina kembali mengajukan permohonan untuk mendapatkan rudal jarak jauh yang disediakan negara-negara Barat untuk melawan Rusia. Dalam kunjungan Menlu AS Antony Blinken dan Menlu Inggris David Lammy ke Kiev minggu ini, Blinken mengatakan dia tidak ragu bahwa Biden dan Starmer akan membahas agenda ini dalam pertemuan mereka di Washington. 

Meskipun isu tersebut diduga menjadi prioritas utama agenda para pemimpin, namun sepertinya Biden dan Starmer tidak akan mengumumkan perubahan kebijakan apa pun dalam pertemuan minggu ini. 

Selain Blinken, Biden juga mengisyaratkan perubahan mungkin sedang terjadi. Dalam percakapan dengan wartawan awal minggu ini tentang apakah ia siap untuk melonggarkan pembatasan senjata di Ukraina, ia menjawab, "Kami sedang mengusahakannya sekarang."

Baca Juga: Janji Keir Starmer Usai Jadi Perdana Menteri Inggris, Singgung Kegagalan Partai Konservatif

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mendesak para pemimpin militer AS dan sekutu untuk bertindak lebih jauh. Ia berpendapat bahwa AS harus mengizinkan Ukraina untuk menargetkan pangkalan udara Rusia dan lokasi peluncuran yang jauh dari perbatasan karena Rusia telah meningkatkan serangan terhadap jaringan listrik dan utilitas Ukraina menjelang musim dingin mendatang.

Zelenskyy juga menginginkan lebih banyak persenjataan jarak jauh dari Amerika Serikat, termasuk Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat, yang dikenal sebagai ATACMS, untuk menyerang Rusia.

Namun sepertinya pemerintah AS tidak sependapat mengenai tambahan persenjataan baru ini.

“ATACMS tidak akan menjadi jawaban atas ancaman utama yang dihadapi Ukraina untuk menghadapi bom luncur jarak jauh Rusia, yang ditembakkan dari jarak lebih dari 300 kilometer  di luar jangkauan ATACMS,” kata Letnan Kolonel Charlie Dietz, juru bicara Pentagon, seperti dikutip dari The Associated Press.

Dalam pertemuan menteri pertahanan sekutu minggu lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan dia tidak yakin AS dapat menyediakan sistem persenjataan jarak jauh bagi Ukraina yang akan membawa perubahan. Dia mencatat bahwa Ukraina telah mampu menyerang ke dalam Rusia dengan sistem yang diproduksi secara internal, termasuk pesawat tanpa awak.

Baca Juga: Biden dan Harris Bikin Kesal Keluarga Aktivis AS yang Tewas Ditembak Tentara Israel, Dianggap Lembek

"Saya tidak yakin (tambahan) satu kemampuan akan menentukan (masa depan perang), dan saya tetap pada komentar itu," kata Austin.

Mayjen Pat Ryder, sekretaris pers Pentagon, mengatakan, hingga kini pernyataan Austin belum berubah. "Sampai saat ini, kebijakannya belum berubah," ujarnya.

Starmer mengatakan dia mengunjungi Washington untuk pertemuan strategis guna membahas Ukraina dan membahas Timur Tengah. Ini adalah pertemuan kedua bagi Perdana Menteri Inggris dengan Biden sejak pemerintahan baru Inggris terpilih pada bulan Juli lalu.

Pertemuan Biden dan Starmer terjadi menjelang pertemuan tahunan para pemimpin global bulan ini di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pertemuan di Ruang Oval dijadwalkan untuk membantu kedua pemimpin tersebut membandingkan catatan tentang perang di Ukraina, upaya yang tertunda untuk mendapatkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza, dan masalah lain menjelang pertemuan PBB.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Associated Press


TERBARU