> >

Ketika Palestina dan Israel Berdamai Lewat Jabat Tangan Bersejarah...

Kompas dunia | 13 September 2024, 06:35 WIB
Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin (kiri) berjabat tangan dengan Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat (kanan) disaksikan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton di halaman Gedung Putih, Washington, AS, 13 September 1993. (Sumber: AP Photo/Ron Edmonds, File)

Baca Juga: Kisah Kematian Yasser Arafat: Misteri Racun Polonium dan Tudingan Israel Tersangka Tunggal

Dalam kesepakatan itu, Israel setuju untuk menarik mundur pasukannya dari Jalur Gaza dan Tepi Barat hingga April 1994. Pemilihan umum akan digelar di wilayah-wilayah itu agar rakyat Palestina dapat membentuk pemerintahannya sendiri. Deadline kesepakatan itu disetel hingga Februari 1999.

Perjanjian itu jadi jalan penarikan mundur tentara Israel yang pertama dari wilayah yang diduduki. Pun, kemenangan Yasser Arafat kembali ke wilayah Palestina pada Juli 1994.

Arafat kemudian terpilih sebagai Presiden Otoritas Nasional Palestina pada 1996. 

Yitzhak Rabin kemudian dibunuh oleh ekstremis Yahudi untuk mencegah penarikan mundur tentara Israel lebih lanjut pada 4 November 1996.

Benjamin Netanyahu dari Partai Likud kemudian memenangkan pemilu Israel pada 1996. Ia menyetujui penarikan mundur tentara Israel dari Hebron di Tepi Barat. Namun, perundingan perdamaian dengan Palestina kemudian mandek. 

Konflik Israel-Palestina pun terus berlanjut berdekade lamanya. Teranyar, serangan kelompok militan Hamas menembus perbatasan Israel pada 7 Oktober 2023 memicu aksi genosida Israel yang pula menyasar warga sipil Palestina. Hingga 11 bulan perang berlangsung, 41 ribu korban jiwa telah melayang.

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada

Sumber : BBC/Associated Press/Reader's Digest


TERBARU